KOMPAS.com - Sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS) terjadi ketika cairan menumpuk di kantung udara kecil yang elastis (alveoli) di paru-paru Anda.
Cairan tersebut membuat paru-paru Anda tidak terisi dengan udara yang cukup, yang berarti lebih sedikit oksigen yang mencapai aliran darah Anda.
Kondisi ini membuat organ Anda kekurangan oksigen yang mereka butuhkan untuk berfungsi.
Melansir dari Mayo Clinic, sindrom gangguan pernapasan akut biasanya terjadi pada orang yang sudah sakit kritis atau yang memiliki cedera yang signifikan.
Baca juga: Hubungan Pneumonia dan Kanker Paru-paru yang Penting Diketahui
Sesak napas yang parah – gejala utama ARDS – biasanya berkembang dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah cedera atau infeksi yang memicu.
Banyak orang yang mengembangkan ARDS tidak bertahan hidup.
Risiko kematian meningkat seiring bertambahnya usia dan tingkat keparahan penyakit.
Dari orang-orang yang selamat dari ARDS, beberapa sembuh total sementara yang lain mengalami kerusakan permanen pada paru-paru mereka.
Tanda dan gejala ARDS dapat bervariasi dalam intensitas, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, serta adanya penyakit jantung atau paru-paru yang mendasarinya.
Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah sebagai berikut.
Baca juga: Menyerang Paru-paru, Apa Perbedaan Bronkiolitis dan Bronkitis?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.