Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jenis Radang Sendi yang Bisa Jadi Penyebab Lutut Sakit

Kompas.com - 15/11/2021, 11:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Health Line,

5. Pseudogout atau deposisi kalsium pirofosfat

Dilansir dari Health Line, seperti penyakit asam urat, pseudogout disebabkan oleh penumpukan kristal mikroskopis di persendian dan dapat menjadi penyebab nyeri lutut parah secara tiba-tiba.

Gejala pseudogout yang memengaruhi lutut lainnya bisa berupa:

  • Pembengkakan di lutut
  • Rasa hangat di area lutut
  • Kulit kemerahan di lutut

Pseudogout kurang umum daripada penyakit asam urat, tetapi lebih cenderung memengaruhi sendi lutut.

Kristal mikroskopis yang menyebabkan pseudogout disebut kristal kalsium pirofosfat. Dokter sering juga menyebut pseudogout sebagai calcium pyrophosphate deposition (CPPD) atau deposisi kalsium pirofosfat.

6. Reactive arthritis

Reactive arthritis pada umumnya memengaruhi lutut, meskipun dapat memengaruhi sendi manapun.

Peradangan dapat membuat lutut terasa sakit, bengkak, dan atau area kulit berwarna kemerahan.

Baca juga: 3 Gejala Pseudogout, Radang Sendi Mirip Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Reactive arthritis berkembang sebagai reaksi terhadap infeksi, seperti penyakit perut atau penyakit menular seksual (PMS).

Berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan setelah infeksi sembuh, seseorang mungkin mengalami nyeri pada satu atau lebih sendi, mata yang meradang, dan atau gejala lainnya.

Kondisi di atas adalah penyebab sakit lutut akibat radang sendi yang umum terjadi. Sebenarnya mungkin ada lebih dari 100 jenis radang sendi yang bisa memengaruhi lutut.

Yang jelas, siapa saja yang mengeluhkan nyeri lutut kronis disarankan untuk dapat sesegera mungkin berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang akurat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com