Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2021, 06:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Kebanyakan wanita yang hamil dan belum pernah menderita diabetes akan dianjurkan untuk menjalani skrining diabetes gestasional selama trimester kedua kehamilan, sekitar usia kehamilan 24-28 minggu.

Sebagian besar waktu, wanita yang didiagnosis dengan diabetes gestasional tidak memiliki gejala.

Jika memiliki riwayat keluarga diabetes gestasional, seseorang wanita berisiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional.

Faktor risiko diabetes gestasional lain termasuk:

  • Usia kehamilan
  • Berat badan berlebih
  • Tingkat aktivitas minim
  • Diet tidak sehat
  • Kehamilan sebelumnya pernah mengalami diabetes gestasional
  • Merokok

Skrining dini akan membantu menentukan apakah seseorang berisiko terkena diabetes atau tidak.

Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan mengurangi risiko komplikasi.

Gejala sembelit penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin gangguan pencernaan ini.

Baca juga: 11 Penyebab Diabetes Tipe 2 yang Perlu Diwaspadai

Gejala diabetes yang perlu diwaspadai

Sangat penting untuk mewaspadai gejala yang dapat disebabkan oleh diabetes.

Ini termasuk:

1. Sering buang air kecil (poliuria)

Dilansir dari Verywel Health, sering haus dan sering buang air kecil berjalan beriringan.

Ketika gula darah seseorang berada di atas normal, ginjal akan menarik air dari jaringan untuk mengencerkan glukosa sehingga dapat dikeluarkan melalui urine.

Selain itu, sel-sel akan mendorong cairan ke dalam aliran darah untuk mengeluarkan gula.

Selama penyaringan, ginjal tidak akan menyerap kembali cairan dan malah mengeluarkannya melalui urine.

Sementara, semakin banyak buang air kecil, seseorang kemungkinan akan merasa semakin haus.

Pada anak-anak dengan diabetes tipe 1, enuresis (buang air kecil yang tidak disengaja, terutama pada anak-anak di malam hari) dapat terjadi dalam bentuk mengompol.

Pada kasus yang parah, seperti ketoasidosis diabetik, penderita diabetes tipe 1 dapat mengalami dehidrasi parah.

2. Haus berlebihan (polidipsia)

Ketika kadar gula darah dalam keadaan tinggi, tubuh akan mengimbanginya dengan mencoba membuang kelebihan gula melalui urine.

Hilangnya air dan elektrolit ini dapat meningkatkan rasa haus dan menyebabkan peningkatan asupan cairan.

Haus berlebihan ini harus disikapi dengan bijak.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Bau Mulut?

Hal itu bisa menjadi masalah jika seseorang merespons haus dengan memilih minuman manis, seperti jus, limun, dan es teh manis untuk membantu memuaskan dahaga.

Karena kandungan gula dan karbohidrat dari minuman ini, gula darah bisa menjadi lebih tinggi.

3. Kelaparan ekstrim (polifagia)

Rasa lapar yang berlebihan atau ekstrim disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh menggunakan gula sebagai bahan bakar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com