Obat ini biasa dipaki dengan cara ditelan, dihisap, dihirup, atau disuntikkan.
Efek setelah mengkonsum obat ini mungkin orang akan energik, percaya diri, bahagia, dan memiliki dorongan seksual yang meningkat.
Namun, itu juga akan meningkkatkan detak jantung, mulut dan gigi kering.
Jika putus obat ini bisa menimbulkan efek mimpi buruk, gelisah, badan nyeri, kelelahan, depresi, paranoia, kebingungan, dan mudah marah.
Namun, setelah sebulan putus obat biasanya efek itu bisa hilang.
Baca juga: Mengapa Makanan Tertentu Bisa Menyebabkan Kecanduan?
Buprenorfin biasanya digunakan sebagai obat untuk melawan kecanduan Opioid.
Dimaksudkan untuk menekan gejala putus obat, mengurangi keinginan untuk ketergantungan Opioid, dan memblokir efek Opioid.
Namun, tetap menawarkan perasaan euforia dan penenang bagi pengguna, terutama yang tidak memiliki kecanduan Opioid.
Sehingga sering obat ini sering disalahgunakan.
Buprenorfin hampir sama dengan Opioid, dan memiliki tingkat adiktif rata-rata 1,64.
Ganja adalah salah satu zat adiktif yang paling dikenal oleh orang dan memiliki tingkat adiktif rata-rata 1,51.
Ganja mengacu pada semua produk yang berasal dari tanaman Cannabis sativa dan Cannabis indica.
Obat Ganja dapat menawarkan pereda nyeri bagi mereka yang menderita nyeri kronis, nyeri saraf, atau sklerosis ganda.
Harvard Health mengatakan Ganja juga mengurangi tremor pada penyakit Parkinson dan dapat mengobati glaukoma.
Jika sudah ketergantungan pada ganja, tindakan putus obat dapat menimbulkan efek ketidaknyamanan fisik, penurunan nafsu makan, gelisah, dan kesulitan tidur.
Orang yang sudah pakai ganja dan menjadi pecandu sebelum usia 18 tahun berpotensi mengalami gangguan kesehatan itu 7 kali lebih parah.
Baca juga: Bagaimana Kondisi Otak saat Kita Kecanduan Makanan?
Mengutip Medical News Today, ada beberapa risiko yang dapat meningkatkan adiksi seseorang terhadap narkotika, sebagai berikut:
Gen seseorang dapat memainkan peran penting dalam kecanduan dan mungkin bertanggung jawab atas 40-60 persen risiko kecanduan.
Para peneliti sedang mengeksplorasi hubungan antara genetika dan kecanduan.
Lingkungan rumah yang sehat selama masa kanak-kanak sangat penting untuk mengindari seseorang dari jerat kecanduan zat adiktif.
Berada di sekitar figur yang keras dan anggota keluarga yang dekat dengan narkoba dapat meningkatkan potensi diri sendiri menjadi pecandu.
Teman sebaya masa remaja dapat memberikan pengaruh signifikan kepada seseorang.
Lingkungan perteman yang negatif dan dekat dengan narkoba berpotensi menyeret orang tersebut menjadi pecandu.
Banyak orang tanpa faktor risiko lain mencoba narkoba untuk pertama kalinya agar terhubung dengan kelompok sebaya.
Ada juga anak-anak dan remaja yang kesulitan dengan tugas sekolah atau merasa dikucilkan secara sosial mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk mencoba narkoba dan mengembangkan gangguan penggunaan narkoba.
Baca juga: 18 Makanan untuk Melawan Kecanduan Gula
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.