Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2022, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - MSG (monosodium glutamat) adalah bahan yang sering ditambahkan sebagai penambah cita rasa masakan.

Sayangnya, banyak orang yang mengklaim bahwa MSG bisa mendatangkan berbagai efek negatif pada kesehatan.

Di akhir tahun 1960am. MSG memang mendapatkan kecaman karena diduga menyebabkan keracunan.

Akan tetapi, penelitian membuktikan bahwa MSG tidak akan memicu masalah kesehatan yang signifikan jika hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit.

Baca juga: 14 Penyebab Bangun Tidur Pinggang Sakit dan Cara Mengatasinya

Sebenarnya apa itu MSG?

Menurut ahli diet terdaftar Beth Czerwony, MSG terbuat dari asam amino yang disebut asam L-glutamat, diproduksi dengan memfermentasi jagung, tebu, bit gula, tapioka atau tetes tebu.

“MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang paling banyak digunakan, dan terkandung dalam lebih banyak makanan daripada yang dipikirkan orang,” kata Czerwony.

Selain digunakan sebagai penyedap pada masakah Cina, MSG juga bisa kita temukan dalam makanan olahan seperti:

  • sayuran kaleng
  • keripik kentang
  • sosis
  • saus.

Apakah MSG benar-benar aman di konsumsi?

MSG telah digunakan sebagai penambah cita rasa sejak awal 1900-an, tetapi mulai mendapat citra buruk di akhir 1960-an.

Tiba-tiba, MSG dikatakan terkait dengan semua jenis masalah kesehatan dan di cap sebagai bahan "beracun".

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan MSG adalah bahan yang aman.

Badan pengatur pangan global seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyetujui hal tersebut.

Tahun 1968, MSG dicurigai sebagai penyebab gejala alergi seperti sakit kepala, mual, mati rasa, gatak, palpitasi, dan kantuk.

Akan tetapi, penelitian membuktikan bahwa hal tersebut hanya terjadi pada orang yang sensitif terhadap MSG. Bahkan, efek tersebut hanya bersifat jangka pendek dan akan hilang hanya dalam hitungan jam.

Data FDA menyebut bahwa efek samping seperti itu kemungkinan besar terjadi setelah seseorang dengan sensitivitas MSG mengonsumsi tiga gram atau lebih MSG tanpa ditambahkan ke makanan lain.

Hal itu sangat kecil kemungkinannya terjadi karena sebagian besar orang mengonsumsi MSG dengan ditambahkan ke dalam makanan dan jumlah MSG yang ditambahkannya pun kurang dari 0,5 gram.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau