Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2022, 09:11 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Schistosomiasis atau bilharzia adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit.

Dari segi dampak, menurut CDC penyakit ini menempati urutan kedua setelah malaria sebagai penyakit parasit yang paling mematikan.

Parasit penyebab schistosomiasis hidup pada beberapa jenis siput air tawar.

Baca juga: Infeksi Cacing Tambang

Bentuk parasit yang menular atau serkaria, muncul dari siput ke dalam air.

Seseorang dapat terinfeksi ketika kulit bersentuhan dengan air tawar yang terkontaminasi.

Sebagian besar infeksi pada manusia disebabkan oleh Schistosoma mansoni, S. haematobium, atau S. japonicum.

Penyebab

Seseorang dapat terinfeksi schistosoma melalui kontak dengan air yang terkontaminasi.

Parasit ini berenang bebas di air tawar yang terbuka.

Ketika parasit bersentuhan dengan manusia, parasit itu masuk ke dalam kulit dan menjadi dewasa ke tahap lain.

Kemudian, parasit menjalar ke paru-paru dan hati, di mana ia tumbuh menjadi cacing dewasa.

Cacing dewasa kemudian bergerak ke bagian tubuh yang disukainya, tergantung pada spesiesnya. Area-area tersebut meliputi:

  • Kandung kemih
  • Dubur
  • usus
  • Hati
  • Vena yang membawa darah dari usus ke hati
  • Limpa
  • Paru-paru.

Gejala

Gejala bervariasi dengan spesies cacing dan fase infeksi, seperti:

Baca juga: Infeksi Cacing Kremi

  • Banyak parasit dapat menyebabkan demam, kedinginan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan pembengkakan hati serta limpa
  • Ketika cacing pertama kali masuk ke kulit, dapat menyebabkan gatal dan ruam
  • Gejala usus seperti sakit perut dan diare
  • Sering buang air kecil, sakit saat kencing, dan darah dalam urine.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan mendiagnosis schistosomiasis dengan tes berikut:

  • Tes antibodi untuk memeriksa tanda-tanda infeksi
  • Biopsi jaringan
  • Hitung darah lengkap (CBC) untuk memeriksa tanda-tanda anemia
  • Hitung eosinofil untuk mengukur jumlah sel darah putih tertentu
  • Tes fungsi ginjal
  • Tes fungsi hati
  • Pemeriksaan feses untuk mencari telur parasit
  • Urinalisis untuk mencari telur parasit.

Perawatan

Infeksi schistosomiasis biasanya diobati dengan obat praziquantel atau oxamniquine. 

Obat ini biasanya diberikan bersama dengan kortikosteroid.

Jika infeksinya parah atau melibatkan otak, kortikosteroid dapat diberikan terlebih dahulu.

Hubungi dokter segera jika mengalami gejala schistosomiasis, terutama apabila sehabis melakukan aktivitas di dekat lingkungan air tawar terbuka.

Baca juga: Infeksi Cacing Kremi Bisa Sebabkan Komplikasi, Apa Saja?

Komplikasi

Kemungkinan komplikasi schistosomiasis meliputi:

  • Kanker kandung kemih
  • Gagal ginjal kronis
  • Kerusakan hati kronis dan pembesaran limpa
  • Peradangan usus besar (usus besar)
  • Penyumbatan ginjal dan kandung kemih
  • Tekanan darah tinggi di arteri paru-paru (hipertensi pulmonal)
  • Infeksi darah berulang, jika bakteri memasuki aliran darah melalui usus besar yang teriritasi
  • Gagal jantung sisi kanan
  • Kejang.

Pencegahan

Ikuti langkah-langkah berikut untuk menghindari infeksi schistosomiasis:

  • Hindari berenang atau mandi di air yang terkontaminasi atau berpotensi terkontaminasi
  • Hindari genangan air.

Siput dapat menjadi inang parasit ini.

Menyingkirkan siput di badan air yang digunakan oleh manusia dapat membantu mencegah infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com