KOMPAS.com - Kejang yang paling umum menyebabkan gerakan tubuh gemetar dan menyentak yang tidak terkendali.
Mengutip Healthline, kejang terjadi saat neuron atau sel saraf mengirimkan informasi dari otak ke tubuh berupa impuls listrik secara teratur.
Jika aktivitas itu tiba-tiba meningkat, dapat menyebabkan kejang.
Sementara itu, ada banyak jenis kejang yang bisa terjadi, yang masing-masing menyebabkan perubahan fisik dan perilaku yang berbeda.
Berdasarkan bagian otak yang terlibat, kejang diklasifikasikan menjadi:
Baca juga: Waspadai Kejang Terus-menerus dapat Sebabkan Orang Mengalami Koma
Mengutip Healthline, kejang fokal sering terjadi dan berlangsung di satu sisi otak. Sekitar 60 persen orang dengan epilepsi mengalami kejang fokal.
Jenis kejang fokal termasuk:
Selama kejang fokal sadar (kejang fokal sederhana) seseorang tidak kehilangan kesadaran. Ia sadar akan diri sendiri dan lingkungan. Gejala dapat mencakup satu atau lebih dari berikut ini:
Kejang ini dapat berlangsung antara beberapa detik hingga 2 menit.
Baca juga: 8 Gejala Stroke pada Anak, dari Kejang hingga Badan Lunglai
Kejang kesadaran gangguan fokal (kejang fokal kompleks/kejang parsial kompleks) terjadi ketika kesadaran seseorang hilang sebagian atau seluruhnya.
Seseorang tidak akan menyadari diri sendiri dan lingkungan sekitar, tetapi terlihat terjaga.
Gejala yang mungkin terjadi antara lain:
Baca juga: Kejang Absen
Kejang ini terjadi ketika gangguan kesadaran fokal menjadi umum atau menyebar ke kedua sisi otak.
Gejala jenis kejang fokal ini meliputi:
Kejang ini dimulai di hipotalamus, yang terletak di dasar otak.