Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Jenis Kejang dan Cara Pertolongan Pertamanya

Kompas.com - 08/03/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Kejang gelastic atau kejang tertawa, melibatkan tawa yang tidak disengaja. Kejang dacrystic menyebabkan tangisan yang tidak disengaja.

Seseorang tidak kehilangan kesadaran selama kejang ini terjadi.

Baca juga: Pertolongan Pertama Pada Orang Kejang

Kejang umum

Mengutip Healthline, ada banyak jenis kejang umum, yaitu:

1. Kejang umum tonik-klonik (GTC)

Kejang ini dimulai di kedua sisi otak. Berbeda dari kejang tonik-klonik fokal bilateral, yang dimulai di satu sisi dan kemudian menyebar.

Gejala kejang umum tonik-klonik, meliputi:

  • Kekakuan otot
  • Penurunan kesadaran
  • Jatuh ke lantai
  • Menangis
  • Rintihan
  • Menggigit lidah atau bagian dalam pipi
  • Sulit bernafas
  • Gerakan menyentak cepat
  • Kedutan wajah
  • Gangguan kontrol kandung kemih atau usus.

Kejang GTC dapat berlangsung 1 hingga 3 menit.

2. Kejang tonik

Kejang tonik hanya menyebabkan kekakuan otot, yang sesekali terjadi selama tidur dan melibatkan otot tubuh bagian:

  • Punggung
  • Kaki
  • Lengan.

Kejang tonik dapat menyebabkan orang jatuh, jika sedang berdiri atau berjalan saat kejang terjadi.

Baca juga: Kejang pada Anak: Penyebab, Pertolongan Pertama, Kapan Perlu Waspada

3. Kejang klonik

Kejang ini hanya melibatkan sentakan otot berulang atau gerakan klonik.

4. Kejang absen

Kejang absen (kejang petit mal) sering disalahartikan sebagai lamunan.

Kejang absen lebih sering terjadi pada anak-anak dari pada pada bayi atau orang dewasa.

Kejang absen dibedakan dalam 2 jenis:

  • Kejang absen yang khas

Kejang ini menyebabkan gejala tiba-tiba seperti tatapan kosong. Biasanya berlangsung kurang dari 10 detik.

  • Kejang absen atipikal

Kejang ini menyebabkan gejala yang berkembang secara perlahan, antara lain tatapan kosong, kedipan mata, gerakan tangan, dan kelopak mata berkibar.

Biasanya berlangsung 20 detik atau lebih dan sering menjadi bagian dari sindrom epilepsi perkembangan saraf.

Baca juga: Kejang Demam

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau