Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2022, 04:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Hipertensi, penyakit jantung, dan stroke adalah tiga kondisi gangguan kesehatan yang sering kali disebut memiliki keterkaitan. Bagaimana hubungannya?

Mengutip Healthline, hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah ketika kekuatan darah di arteri terlalu tinggi atau dijabarkan sebagai tekanan darah tinggi.

Seiring waktu hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan stroke.

Baca juga: Tips Diet untuk Mengontrol Hipertensi

Mengutip Medical News Today, penting diketahui, tekanan darah melibatkan dua angka, yaitu sistolik dan diastolik.

Pembacaan tekanan darah normal adalah kurang dari 120 mmHg sistolik dan kurang dari 80 mmHg diastolik.

Berikut dapat menunjukkan seseorang memiliki tekanan darah meningkat atau tinggi:

  • Meningkat: tekanan darah sistolik 120-129 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
  • Hipertensi tahap 1: tekanan darah sistolik 130-139 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg.
  • Hipertensi tahap 2: tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi, sedangkan tekanan darah diastolik atau 90 mmHg atau lebih tinggi.

Baca juga: Hipertensi dan Diabetes Penyebab Utama Gangguan Ginjal di Indonesia

Hipertensi dan penyakit jantung

Mengutip Healthline, hipertensi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke.

Hipertensi mengurangi darah mengalir ke jantung, yang menyebabkan penyakit jantung.

Secara khusus, kekuatan tekanan darah tinggi membuat arteri kaku.

Tekanan darah tinggi juga bisa membuat arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak.

Pada gilirannya, arteri kita menjadi sempit dalam proses yang disebut aterosklerosis.

Tekanan darah tinggi kemudian bisa memaksa jantung kita bekerja keras untuk memompa darah.

Akibatnya, otot jantung menebal untuk menangani peningkatan tekanan. Hal ini membuat jantung kita kurang elastis.

Perubahan kondisi yang menyebabkan penyakit jantung itu meliputi beragam gangguan pada jantung berupa:

  • Penyakit arteri koroner: ketika plak menumpuk di arteri kita. Ini adalah jenis penyakit jantung yang paling umum.
  • Serangan jantung: terjadi ketika arteri yang rusak tersumbat dan mencegah darah mencapai jantung.
  • Gagal jantung: saat jantung menebal karena hipertensi, ia menjadi lemah. Akhirnya, jantung mungkin gagal bekerja dengan baik.

Baca juga: 6 Efek Hipertensi pada Tubuh yang Penting Diperhatikan

Hipertensi dan stroke

Mengutip Healthline, tekanan darah tinggi juga dapat merusak arteri yang mensuplai otak.

Sehingga, mengurangi aliran darah ke otak dan mengakibatkan stroke.

Ada dua jenis utama stroke. Kedua jenis tersebut dapat disebabkan oleh hipertensi:

Stroke iskemik

Tekanan darah tinggi meregangkan arteri yang memasok darah ke otak kita. Hal ini membuat arteri menyempit, mengakibatkan penyumbatan.

Jika ini terjadi, aliran darah ke otak terputus, menyebabkan stroke iskemik.

Tekanan darah tinggi juga mendorong penumpukan plak.

Plak itu dapat mempersempit arteri lebih lanjut dan mencegah aliran darah ke otak Anda.

Stroke hemoragik

Ketegangan tekanan darah tinggi melemahkan dinding arteri. Hal ini dapat mempersulit arteri untuk menangani tekanan.

Akhirnya, arteri yang melemah di dekat atau di otak kita bisa pecah, menyebabkan pendarahan mendadak. Ini disebut stroke hemoragik.

Baca juga: Hipertensi Sekunder

Penyakit jantung dan stroke

Kemudian, penyakit jantung juga dapat mempengaruhi stroke. Penyakit jantung meningkatkan risiko stroke.

Mengutip Hopkins Medicine, penyakit jantung adalah faktor risiko terpenting kedua untuk stroke.

Selain itu, merupakan penyebab utama kematian di antara mereka yang selamat dari stroke.

Penyakit jantung dan stroke memiliki banyak faktor risiko yang sama, seperti:

  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Merokok
  • Penggunaan pil KB
  • Serangan iskemik transien
  • Jumlah sel darah merah tinggi
  • Kurang olahraga
  • Kegumakan
  • Kebiasaan minum alkohol berlebihan
  • Penggunaan obat-obatan ilegal
  • Irama jantung yang tidak normal
  • Kelainan struktur jantung

Mengutip Healthline, penyakit jantung akan mempersulit jantung kita untuk memompa darah dengan benar, yang mengganggu aliran darah ke otak.

Demikian pula, seseorang yang mengalami stroke dapat meningkatkan risiko komplikasi jantung, menurut studi pada 2020.

Risiko komplikasi jantung termasuk masalah, seperti:

  • Serangan jantung
  • Gagal jantung

Baca juga: Hipertensi Pulmonal

Gejala

Hipertensi

Mengutip Medical News Today, gejala hipertensi kecenderungan tidak terlihat begitu saja.

Seseorang kemungkinan besar tidak akan pernah menunjukkan gejala atau tanda tekanan darah tinggi.

Seseorang perlu mengukur tekanan darahnya untuk mengetahui apakah mereka menderita hipertensi.

Jika seseorang memiliki gejala, kemungkinan akan meliputi:

  • Sakit kepala di pagi hari
  • Mimisan
  • Irama jantung tidak teratur
  • Perubahan penglihatan
  • Telinga berdengung.

Baca juga: 7 Gejala Hipertensi Pulmonal yang Perlu Diwaspadai

Hipertensi berat dapat menyebabkan:

  • Kelelahan
  • Mual
  • Muntah
  • Kebingungan
  • Kecemasan
  • Nyeri dada
  • Tremor otot.

Penyakit jantung

Mengutip Medical News Today, seseorang dengan penyakit jantung mungkin tidak mengalami gejala apa pun sampai mereka mengalami serangan jantung, gagal jantung, atau aritmia.

Serangan jantung

Seseorang mungkin mengalami:

  • Sakit punggung bagian atas atau leher
  • Mual
  • Pusing
  • Gangguan pencernaan
  • Maag
  • Nyeri dada
  • Muntah
  • Kelelahan ekstrim
  • Sesak napas
  • Ketidaknyamanan di dada bagian atas.

Baca juga: 10 Komplikasi Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Aritmia

Seseorang mungkin mengalami perasaan berdebar-debar di dada, juga dikenal sebagai palpitasi.

Gagal jantung

Seseorang dengan gagal jantung mungkin mengalami:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Pembengkakan di kaki, tungkai, pergelangan kaki, perut, atau pembuluh darah di leher.

Stroke

Ketika seseorang mengalami stroke, mungkin memiliki gejala satu atau lebih dari berikut ini:

  • Sakit kepala parah yang tiba-tiba tanpa penyebab yang diketahui
  • Kebingungan tiba-tiba, kesulitan memahami pembicaraan, atau kesulitan berbicara
  • Kelemahan tiba-tiba atau mati rasa di lengan, kaki, atau wajah, terutama di satu sisi tubuh
  • Pusing mendadak, kehilangan keseimbangan, kesulitan berjalan, atau kehilangan koordinasi anggota badan
  • Tiba-tiba kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata.

Baca juga: Panduan Diet Hipertensi untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau