KOMPAS.com - Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang mensuplai paru-paru (arteri pulmonalis).
Kondisi ini tergolong serius dan dapat merusak sisi kanan jantung.
Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan dinding arteri pulmonalis menjadi tebal dan kaku, uga tidak dapat mengembang dengan baik untuk mengalirkan darah.
Baca juga: 7 Gejala Hipertensi Pulmonal yang Perlu Diwaspadai
Komplikasi dapat termasuk gagal jantung dan mengancam nyawa.
Gejala pada hipertensi pulmonal dapat berkembang perlahan. Saat penyakit berkembang, gejala dapat terlihat lebih buruk.
Gejala hipertensi pulmonal adalah sebagai berikut.
Gangguan pada arteri pulmonalis yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pulmonal dapat disebabkan oleh:
Baca juga: Apa Itu Hipertensi Pulmonal?
Hipertensi pulmonal berkembang secara perlahan tanpa tanda atau gejala di awal. Jika gejala terjadi, umumnya dikaitkan dengan asma atau kondisi paru-paru atau jantung lainnya.
Dokter akan bertanya gejala dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, juga bertanya riwayat medis pribadi dan keluarga.
Jika keluarga memiliki riwayat hipertensi pulmonal, seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk membantu diagnosis hipertensi pulmonal adalah sebagai berikut:
Baca juga: 5 Penyebab Hipertensi Pulmonal yang Perlu Diwaspadai
Potensi komplikasi hipertensi pulmonal meliputi:
Hipertensi pulmonal tidak dapat disembuhkan, tetapi pengobatan dapat membantu menangani gejala dan mengelola kondisi.
Jika tidak diobati, hipertensi pulmonal dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat fatal. Dibutuhkan pengobatan sesegera mungkin.
Selain itu, jika hipertensi pulmonal disebabkan oleh kondisi lain yang mendasari, kondisi tersebut juga harus turut segera ditangani untuk mencegah arteri pulmonalis secara permanen.
Baca juga: 10 Komplikasi Hipertensi yang Perlu Diwaspadai
Perawatan dapat meliputi obat antikoagulan untuk mengurangi penggumpalan darah dan diuretik untuk menghilangkan kelebihan cairan akibat gagal jantung.
Selain itu, penderita juga mungkin diberi obat yang dapat memperlebar pembuluh darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.