Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks

Kompas.com - 24/04/2022, 20:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber WebMD,CDC,WHO

KOMPAS.com - Human Papiloma Virus (HPV) adalah salah satu penyebab kanker serviks, menggunakan vaksinnya adalah cara terbaik untuk melakukan pencegahan.

Kementerian Kesehatan belum lama ini telah mewajibkan masyarakat untuk vaksin HPV, yang bisa didapat secara gratis mulai 2022 ini.

Vaksinasi HPV ini akan masuk dalam program latihan nasional, di mana anak-anak juga wajib medapatkannya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan bahwa vaksinasi ini kegunaannya seperti vaksin Covid-19.

"Seperti Covid-19, kalau kita sakit biayanya puluhan juta masuk RS, kalau mencegah jauh lebih murah. Vaksinasi itu untuk mencegah bukan mengobati orang sakit," kata Budi.

Baca juga: Cara Deteksi Dini Kanker Serviks

HPV

Mengutip WebMD, HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi menular seksual, sama seperti herpes dan sifilis, yang sangat dikenal.

HPV ditularkan melalui kontak seksual, baik vaginal, anal, maupun oral.

HPV memiliki lebih dari 40 varietas yang berbeda. Jenis HPV yang didapatkan menentukan bagaimana virus itu memengaruhi tubuh Anda.

Pada wanita, infeksi HPV dapat menyebabkan sel-sel di leher rahim (serviks) tumbuh tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Selain kanker serviks, infeksi HPV juga dapat menyebabkan:

  • Kanker vulva
  • Kanker vagina
  • Kanker penis
  • Kanker anus
  • Kanker kepala
  • Kanker leher
  • Kanker tenggorokan.

Jika seseorang aktif secara seksual, ada kemungkinan terinfeksi HPV dan mengembangkan kanker serviks. Itu alasannya vaksinasi HPV penting.

Baca juga: 12 Faktor Risiko Kanker Serviks yang Perlu Diketahui

Vaksin HPV

Vaksin HPV secara efektif mencegah infeksi dari HPV yang menjadi penyebab atas sebagian besar kasus kanker serviks.

Mengutip WHO, lebih dari 95 persen kanker serviks disebabkan oleh HPV.

Sementara, kanker serviks adalah jenis kanker paling umum ke-4 pada wanita secara global, di mana 90 persen dari mereka tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Mengutip WebMD, mendapatkan vaksin HPV mengurangi risiko kanker serviks dan pertumbuhan prakanker pada wanita secara substansial.

Pria memang tidak dapat mengembangkan kanker serviks, tetapi vaksin HPV dapat mencegah pria:

  • Memiliki kutil kelamin
  • Mengalami kanker penis
  • Mengalami kanker dubur
  • Menyebarkan HPV ke pasangan seksualnya.

Mengutip CDC, penggunaan vaksin HPV kemungkinan memiliki efek samping, yang umumnya ringan, yaitu:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di lengan tempat suntikan diberikan
  • Pusing atau pingsan (pingsan setelah vaksinasi apa pun, termasuk vaksin HPV, lebih sering terjadi pada remaja)
  • Mual
  • Sakit kepala.

Namun, manfaat vaksinasi HPV jauh lebih besar dari pada potensi efek sampingnya.

Infeksi HPV dan prakanker serviks (sel abnormal pada serviks yang dapat menyebabkan kanker) telah menurun sejak 2006, ketika vaksin HPV pertama kali digunakan di Amerika Serikat secara masif.

  • Di antara gadis remaja, infeksi dengan jenis HPV yang menyebabkan sebagian besar kanker HPV dan kutil kelamin telah turun 88 persen.
  • Di antara wanita dewasa muda, infeksi dengan jenis HPV yang menyebabkan sebagian besar kanker HPV dan kutil kelamin telah turun 81 persen.
  • Di antara wanita yang divaksinasi, persentase prakanker serviks yang disebabkan oleh jenis HPV telah turun hingga 40 persen.

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Serviks yang Harus Dideteksi Sejak Dini

Target vaksin HPV

Mengutip WebMD, vaksinasi HPV paling efektif dilakukan pada masa anak-anak atau remaja, tetapi orang dewasa juga perlu memperoleh vaksin HPV.

Direkomendasikan CDC, anak-anak mendapatkan suntik vaksin HPV pada usia 11-12 tahun. Namun, anak-anak bisa mulai suntik vaksin HPV saat usia 9 tahun.

Pada masa anak-anak atau remaja efektif mendapatkan vaksin HPV karena mereka umumnya belum mulai melakukan aktivitas seksual.

Mengutip CDC, anak-anak usia 11-12 tahun harus mendapatkan 2 dosis vaksin HPV, yang diberikan dengan interval 6-12 bulan.

Anak-anak yang memulai vaksin HPV pada atau setelah ulang tahun ke-15, membutuhkan 3 dosis, diberikan dengan interval 6 bulan.

Setiap orang hingga usia 26 tahun harus mendapatkan vaksin HPV, jika mereka belum sepenuhnya divaksinasi.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Serviks, Tak Hanya Suntik Vaksin HPV

Vaksinasi HPV tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun.

Beberapa orang dewasa berusia 27-45 tahun yang belum divaksinasi mungkin memilih untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berbicara dengan dokter mereka tentang risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi bagi mereka.

Vaksinasi HPV pada orang dewasa memberikan manfaat yang lebih kecil, karena lebih banyak orang dalam rentang usia ini yang sudah terpapar HPV.

Mengutip WebMD, orang-orang tertentu tidak boleh mendapatkan vaksin HPV atau harus menunggu sebelum mendapatkannya, yaitu:

  • Siapa pun yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa karena dosis vaksin HPV sebelumnya.
  • Siapa pun yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa sebelumnya karena bahan dalam vaksin HPV
  • Wanita hamil.
  • Siapa pun dengan penyakit sedang atau berat. Orang yang merasa sakit ringan mungkin masih bisa menerima vaksin HPV.

Baca juga: 8 Penyebab Kanker Serviks, dari Infeksi HPV sampai Hamil Terlalu Dini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com