Studi 2015 pada hewan menyarankan bahwa diet standar Barat, yang tinggi gula dan lemak, berdampak negatif pada mikrobioma usus.
Pada gilirannya, kondisi itu dapat memengaruhi otak dan perilaku.
Studi hewan lainnya melaporkan bahwa pemanis buatan aspartam meningkatkan jumlah beberapa jenis bakteri yang memicu penyakit metabolik.
Penyakit metabolik mengacu pada sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
Riset juga menunjukkan bahwa penggunaan pemanis buatan dapat berdampak negatif pada kadar gula darah karena efeknya terhadap mikroorganisme usus.
Itu artinya pemanis buatan dapat meningkatkan gula darah, meskipun sebenarnya bukan gula.
Baca juga: Ciri-ciri Kanker Usus Besar Tahap Lanjut
Mengutip Medical News Today, mengelola stres penting untuk banyak aspek kesehatan, termasuk menjaga kesehatan usus.
Studi hewan menemukan fakta bahwa stres psikologis dapat mengganggu mikroorganisme di usus, bahkan jika stres hanya berumur pendek.
Pada manusia, berbagai stresor (kondisi yang memicu stres) yang dapat berdampak negatif pada kesehatan usus, termasuk:
Beberapa teknik manajemen stres termasuk:
Selain itu, aktivitas atau kebiasaan lainnya yang dapat mengurangi tingkat stres meliputi:
Baca juga: Ciri-ciri Kanker Usus Besar Tahap Awal
Mengutip Medical News Today, menggunakan antibiotik berlebihan dapat berakibat buruk bagi kesehatan, meskipun sering kali digunakan untuk memerangi infeksi bakteri.
Sebab, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
Selain itu, dapat merusakan mikrobiota (komunitas mikroorganisme) usus dan kekebalan tubuh.
Beberapa riset melaporkan bahwa dalam 6 bulan pemakaian antibiotik yang berlebihan dapat membuat tubuh kekurangan beberapa spesies bakteri menguntungkan.
Mengutip Medical News Today, berolahraga secara teratur berkontribusi pada kesehatan jantung dan penurunan atau pemeliharaan berat badan.
Berdasarkan riset juga menunjukkan bahwa olahraga teratur juga dapat menjaga kesehatan usus, yang pada gilirannya dapat membantu mengendalikan obesitas.
Berolahraga dapat meningkatkan keanekaragaman spesies mikroorganisme yang baik untuk usus.
Studi 2014 menemukan bahwa atlet memiliki lebih banyak variasi mikroorganisme usus dari pada nonatlet.
Namun dalam studi itu, para atlet juga makan makanan yang berbeda dengan kelompok kontrol, yang dapat menjelaskan perbedaan mikrobioma mereka.
The Physical Activity Guidelines for Americans menyarankan agar orang dewasa olahraga teratur setidaknya 150 menit setiap minggu.
Baca juga: 10 Gejala Kanker Usus Stadium Awal yang Pantang Disepelekan