Ini adalah saat ketika seseorang mulai merenungi hidup mereka dan mengingat kembali kenangan masa lalu dengan memiliki penyesalan demi penyesalan.
Dalam proses kematian tahap ini orang mulai mengalami:
Tubuh tidak membutuhkan energi dari makanan seperti dulu dengan aktivitas yang berkutat di tempat tidur.
Kimia tubuh secara alami berubah pada tahap ini, bisa menyebabkan rasa euforia ringan, seperti perasaan bahagia dan sejahtera.
Orang yang mendekati kematian mungkin menjadi tidak lapar atau haus dan itu tidak membuat mereka merasa menderita.
Baca juga: 8 Cara Mencegah Stroke yang Bisa Mengakibatkan Kematian
Mengutip Verywell Health, pada proses kematian tahap ini, orang mungkin mulai mengatakan ha-hala yang tidak masuk akal.
Misalnya, mereka mengaku melihat kerabat yang sudah meninggal.
Ini adalah waktu ketika seseorang yang sekarat mulai tidur hampir sepanjang waktu.
Sehingga, umumnya mereka sudah mulai memiliki:
Mereka yang mendekati kematian mungkin suka gelisah dan lebih pilih-pilih, seperti soal seprai atau pakaian.
Gerakan dan tindakan mungkin tampak tanpa tujuan dan tidak masuk akal bagi orang lain.
Ada kemungkinan bahwa mereka mengalami delusi, seperti takut akan musuh yang tersembunyi atau merasa tak terkalahkan.
Menjelang kematian mereka juga mungkin memiliki halusinasi.
Mereka melihat atau berbicara dengan orang yang tidak ada di sana, termasuk mereka yang sudah meninggal.
Beberapa orang mungkin melihat ini sebagai fenomena interaksi dua dunia.
Baca juga: Apa Itu Sindrom Kematian Mendadak pada Orang Dewasa?