Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kebiasaan Tidak Sehat Mengancam Kesehatan Usus

Kompas.com - 08/06/2022, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Prebiotik merupakan bahan bakar yang penting bagi bakteri baik untuk berkembang dan melakukan semua aktivitas yang meningkatkan kesehatan di dalam tubuh.

Prebiotik hadir dalam makanan yang tinggi serat dan pati resisten. Makanan yang dianggap termasuk prebiotik, meliputi:

  • Lentil, buncis, dan oat
  • Pisang, asparagus, artichoke Yerusalem, daun bawang, bawang bombay, dan bawang merah
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian.

Baca juga: 6 Pengobatan Kanker Usus Besar Stadium 4

3. Kurangnya aktivitas fisik

Mengutip Gut Performance, kebiasaan tidak aktif secara fisik memiliki banyak risiko kesehatan, termasuk meningkatkan tingkat stres dan penyakit kronis.

Aktif secara fisik juga telah terbukti dapat mengubah bakteri usus, meningkatkan kesehatan usus.

Beberapa penelitian telah dilakukan di seluruh dunia, menunjukkan bahwa atlet profesional memiliki flora usus yang lebih beragam.

Studi tambahan menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kebugaran yang lebih tinggi memiliki tingkat bakteri menguntungkan lebih baik, yang memainkan peran penting dalam kesehatan metabolisme dan pencegahan obesitas.

Kementerian Kesehatan telah merekomendasikan olahraga ringan hingga sedang minimal 150 menit setiap minggu untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Misalnya, joging, berenang, bersepeda maupun saat beraktivitas di rumah, seperti naik turun tangga atau jalan cepat.

Baca juga: Tanda-tanda Usus Tidak Sehat yang Harus Diperhatikan

4. Minum alkohol terlalu banyak

Mengutip Gut Performance, kebiasaan tidak sehat dari minum alkohol memperburuk sistem pencernaan, selain dapat membuat Anda dehidrasi.

Minum alkohol memicu penundaan pemecahan makanan yang tepat, menyebabkan peningkatan produksi gas, dan sakit perut.

Jika kebiasaan minum alkohol terus-menerus dilakukan dapat mengakibatkan terjadinya dysbiosis, yaitu suatu kondisi ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan manusia.

Mengutip Kementerian Kesehatan, penelitian baru menyimpulkan bahwa tidak ada takaran yang aman untuk minum alkohol.

Penelitian terbaru tentang minuman alkohol itu dilakukan di 195 negara, yang meneliti angka 2,8 juta kematian prematur di seluruh dunia setiap tahunnya.

"Tidak ada takaran alkohol yang aman," ujar Max Griswold, peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle, Washington dan penulis utama konsorsium riset teerbaru yang memiliki lebih dari 500 ahli.

Padahal, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika hanya minum sedikit alkohol, itu bisa mengurangi penyakit jantung.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau