Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Risiko Kurang Tidur yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 11/06/2022, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kurang tidur dapat menjadi suatu kebiasaan berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang, tidak hanya sekadar merasa lebih lesu.

Para pakar kesehatan telah menetapkan bahwa kebutuhan tidur bagi orang dewasa minimal 7 jam sehari.

Mengutip Cleveland Clinic, kebutuhan tidur manusia secara spesifik dibagi dalam 9 kategori, menurut National Sleep Foundation, yaitu:

  • Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam.
  • Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam.
  • Batita (1-2 tahun): 11-14 jam.
  • Balita atau anak-anak prasekolah (3-5 tahun): 10-13 jam.
  • Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam.
  • Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam.
  • Dewasa awal (18-25 tahun): 7-9 jam.
  • Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam.
  • Lansia (65 tahun ke atas): 7-8 jam.

Baca juga: Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Darah Tinggi, Kok Bisa?

Kebanyakan orang mungkin sudah tahu risiko kurang tidur bagi kesehatan jangka pendek.

Risiko kurang tidur bagi kesehatan jangka pendek meliputi:

  • Kelelahan: bahkan melewatkan 1,5 jam saja dapat berdampak pada perasaan Anda.
  • Mengantuk secara berlebihanan di siang hari: bisa membuat Anda sangat mengantuk dan lelah di siang hari.
  • Memori terganggu: kurang tidur dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk berpikir, mengingat, dan memproses informasi.
  • Stres sosial: kurang tidur bisa membuat Anda merasa murung dan Anda bisa menjadi lebih mungkin untuk memiliki konflik dengan orang lain.
  • Kualitas hidup: Anda mungkin menjadi kurang bisa berpartisipasi dalam aktivitas normal sehari-hari atau berolahraga.
  • Kecelakaan: mengemudi dalam keadaan mengantuk dapat menyebabkan kecelakaan, cedera, dan kematian setiap tahun.

Namun, sebenarnya risiko kurang tidur bagi kesehatan bisa lebih dari itu.

Jika Anda terus-menerus kurang tidur, risiko kesehatan jangka panjang yang serius akan semakin tinggi.

Beberapa risiko kesehatan paling serius yang terkait dengan kurang tidur kronis adalah:

  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Stroke
  • Obesitas
  • Depresi
  • Penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh
  • Dorongan seks yang lebih rendah.

Kurang tidur kronis bahkan dapat memengaruhi penampilan Anda. Seiring waktu, kurang tidur dapat menyebabkan kerutan dini dan lingkaran hitam di bawah mata Anda.

Kurang tidur mempengaruhi jumlah hormon stres kortisol yang diproduksi dalam tubuh Anda.

Kortisol berperan untuk memecah kolagen, protein yang menjaga kulit tetap halus. Jadi, kurang tidur bisa meningkatkan kerutan.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Harus Dikonsumsi saat Kurang Tidur

1. Depresi

Mengutip Everyday Health, Meena Khan, ahli saraf dan spesialis obat tidur di The Ohio State University Wexner Medical Center mengatakan tingkat depresi orang akan lebih tinggi, jika memiliki kebiasaan kurang tidur.

Misalnya, Anda memiliki insomnia. Studi memperkirakan 15-20 persen orang yang didiagnosis dengan insomnia akan mengalami depresi berat.

Hubungan antara suasana hati dan tidur adalah kompleks dan dua arah. Artinya, depresi atau kecemasan dapat memperburuk tidur dan kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada suasana hati.

Menurut ulasan Februari 2019 di Journal of Cellular and Molecular Medicine, insomnia dianggap sebagai faktor risiko independen untuk mengembangkan depresi pada orang-orang dari segala usia.

Baca juga: 11 Penyebab Mata Panda, Tak Selalu Kurang Tidur

2. Diabetes

Mengutip Everyday Health, Dr. Khan mengatakan bahwa kualitas tidur yang buruk atau kurang terkait dengan kontrol gula darah yang buruk pada orang dengan dan tanpa diabetes.

Risiko kurang tidur juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami diabetes.

Satu studi yang diterbitkan pada September 2020 di Diabetologia menemukan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 17 persen.

Mengutip Medical News Today, terlalu banyak tidur juga bisa menjadi masalah.

Dalam satu studi 2015, para peneliti menemukan bahwa risiko terendah terkena diabetes tipe 2 muncul di antara orang-orang yang secara teratur tidur antara 7-8 jam setiap malam.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.

Baca juga: 5 Fase Kurang Tidur dan Dampaknya bagi Kesehatan

3. Kelebihan berat badan atau obesitas

Mengutip Medical News Today, orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam lebih cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dari pada mereka yang tidur selama 8 jam setiap malam.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau