Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menuju Endemi Covid-19: Protokol Kesehatan Perlu Ketat Diterapkan

Kompas.com - 22/06/2022, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Protokol kesehatan tetap perlu diterapkan bersama sebagai modal strategis menuju endemi Covid-19, di mana virus masih berkeliaran.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia terlihat meningkat lagi secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Peningkatan signifikan mulai terlihat sejak awal pekan ini sebanyak 591 kasus, kemudian menjadi 930 kasus, hingga tembus 1.242 kasus pada tengah pekan.

Kementerian Kesehatan memperkirakan jumlah kasus akan terus meningkat hingga akhir Juli tahun ini.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, IDI Minta Tenaga Medis Waspada

Subvarian BA4 dan BA5 yang menjadi varian of concern dikhawatirkan merupakan penyebabnya karena mudah menular.

BA4 dan BA5 adalah subvarian dari Omicron (SARS-CoV-2) yang pertama kali dideteksi di Afrika Selatan masing-masing pada Januari dan Februari 2022.

Namun, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk meolonggarakan protokol kesehatan dengan mengizinkan lepas masker di ruang terbuka per 18 Mei 2022.

"Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker, jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Presiden Joko Widodo pada Selasa, 17 Mei 2022.

Baca juga: Ikatan Dokter Indonesia Tegaskan Masih Perlu Pakai Masker

Sementara itu, Ketua Umum PB IDI, dr Adib Khumaidi mengatakan pandemi Covid-19 ini masih belum selesai.

Sebagai informasi, penyakit memiliki sebuah siklus perkembangan dari epidemi menjadi endemi, yaitu sebagai berikut:

  1. Epidemi: peningakatan secara tiba-tiba dalam jumlah kasus penyakit di atas yang diharapkan pada populasi di wilayah tertentu. Situasi Covid-19 pada akhir 2019 disebut sebagai epidemi di China.
  2. Pandemi: epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua dan memengaruhi banyak orang.
  3. Endemi: jumlah penyakit tertentu yang biasanya ada dalam suatu komunitas. Kasus yang terjadi secara konstan pada sebuah populasi yang menyebar secara lambat.

Artinya, situasi endemi itu menunjukkan penyakitnya masih ada, hanya penularannya terkendali. Jadi, endemi Covid-19 bukan berarti kondisi yang bebas penyakit itu.

Baca juga: Omicron BA.4 dan BA.5, Dokter Ingatkan Lagi Pentingnya Vaksin Covid-19 dan Prokes

Menurut Kementerian Kesehatan, indikator Covid-19 menjadi endemi adalah:

  • Laju penularan harus kurang dari 1
  • Angka positivity rate harus kurang dari 5 persen
  • Tingkat perawatan rumah sakit harus kurang dari 5 persen
  • Angka fatality rate harus kurang dari 3 persen
  • Level PPKM berada pada transmisi lokal tingkat 1.

Kondisi tersebut harus terjadi dalam rentang waktu tertentu, misalnya 6 bulan.

Menurut Dr dr Erlina Burhan dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI menuju endemi Covid-19 membutuhkan proses dan persiapan yang konsisten, meliputi:

  • Menekan kasus terkonfirmasi positif, salah satunya melalui vaksinasi baik dosis primer
  • dan juga dosis booster
  • Tracing diusahakan sesuai target 1:12
  • Masyarakat harus tetap patuh pada protokol kesehatan.

Dr Erlina mengatakan langkah antisipasi untuk mendukung pencapaian endemi Covid-19 salah satunya adalah tetap memakai masker di ruang terbuka dan di ruang tertutup.

"Jangan lengah meski nanti kasus (Covid-19) menurun," terangnya.

Baca juga: Membangkitkan Posyandu Setelah Badai Covid-19 Berlalu

Hanya saja untuk mencapai standar endemi Covid-19 itu, IDI melihat ada beberapa tantangan, seperti:

  • Pihak yang menolak memakai masker: masyarakat dengan gejala flu dan batuk tetap bandel menolak memakai masker.
  • Penurunan kesadaran masyarakat: kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat semakin rendah.
  • Melanggar protokol kesehatan: masyarakat abai dengan protokol kesehatan.
  • Muncul golongan baru: muncul orang-orang yang menolak untuk melakukan protokol kesehatan karena sudah lelah.

“Kami meminta kerja sama semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk tetap perlu menjalankan berbagai upaya kewaspadaan, strategi pencegahan, dan sistem pengendalian penularan dengan kuat," kata Ketua Umum PB IDI, dr Adib Khumaidi.

"Penanganan ini tidak bisa dilakukan oleh tenaga medis saja, tetapi semua pihak secara bersamaan,” tegas dr Adib tentang pencegahan penyebaran virus menuju endemi Covid-19.

Baca juga: Tak Boleh Lengah karena Aturan Lepas Masker, Tetap Ingat Virus Masih Intai Masyarakat

Ada pun IDI merekomendasikan pencegahan lonjakan kasus Covid-19 sebagai berikut:

  1. Tetap gunakan masker di ruang terbuka dan di ruang tertutup
  2. Tingkatkan kembali kegiatan Tracing and Testing
  3. Tingkatkan cakupan vaksinasi termasuk booster
  4. Menghimbau para pemangku kebijakan seperti gubernur dan bupati untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster
  5. Cakupan vaksinasi anak juga perlu ditingkatkan terutama menjelang PTM 100 persen di tahun ajaran baru
  6. Aturan PCR negatif untuk pelaku perjalanan
  7. Lakukan edukasi secara masif dan terus-menerus tentang upaya pencegahan Covid-19 karena pandemi belum berakhir, mengingat masyarakat sudah jenuh dengan pandemi.
  8. Tetap Patuhi protokol kesehatan
  9. Jangan lengah walaupun nanti kasus akan menurun.

Baca juga: Pelonggaran Aturan Pakai Masker Bikin Cemas, Begini Cara Mengatasinya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau