Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Ganja Medis Obati Cerebral Palsy? Ini Hasil Studinya

Kompas.com - 28/06/2022, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Bahan kimia dalam ganja medis

Mengutip Verywell Health, ganja memiliki dua senyawa aktif utama dengan sifat obat, yaitu Tetrahydrocannabinol (THC) dan Cannabidiol (CBD).

THC

Tetrahydrocannabinol (THC) merupakan senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang bisa membuat mabuk.

THC dalam ganja menawarkan manfaat untuk membantu meredakan beberapa kondisi, meliputi:

  • Glaukoma
  • Insomnia
  • Mual: mungkin bermanfaat untuk meringankan mual yang disebabkan oleh perawatan kanker.
  • Rasa sakit yang terkait dengan kondisi, seperti radang sendi, fibromyalgia, dan sakit kepala migrain.
  • Nafsu makan yang buruk: termasuk masalah nafsu makan yang disebabkan oleh pengobatan kanker
  • Tremor.

CBD

Cannabidiol (CBD) merupakan senyawa kimia paling umum kedua yang ditemukan di ganja. Ini adalah senyawa non-psikoaktif, karena tidak memberi efek mabuk seperti THC.

CBD dalam ganja menawarkan manfaat untuk membantu meredakan beberapa kondisi, meliputi:

  • Kecemasan
  • Depresi
  • Peradangan
  • Migrain
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Kejang

Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke

Efek samping THC dan CBD

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kedua senyawa aktif ganja medis umumnya aman, tetapi menghasilkan beberapa efek samping.

Mengutip Healthline, THC menyebabkan efek samping sementara, seperti:

  • Peningkatan denyut jantung
  • Masalah koordinasi
  • Mulut kering
  • Mata merah
  • Waktu reaksi lebih lambat
  • Hilang ingatan
  • Kecemasan

Efek samping CBD mungkin termasuk:

  • Perubahan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Pusing
  • Diare

CBD ditoleransi dengan baik, bahkan dalam dosis besar.

Menurut hasil riset, setiap efek samping yang terjadi dengan penggunaan CBD kemungkinan merupakan hasil dari interaksi antara CBD dengan obat lain yang mungkin Anda pakai.

Namun, penggunaan THC yang tinggi dapat dikaitkan dengan efek psikiatri negatif jangka panjang.

Hal ini terutama berlaku untuk remaja yang mengonsumsi THC dalam jumlah besar.

Baca juga: Meski Kontroversial, Ganja Terbukti dapat Sembuhkan 5 Penyakit Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau