KOMPAS.com - Manfaat ganja medis untuk cerebral palsy ditemukan dari beberapa studi dengan melihat kemampuannya meredakan kejang parah dan epilepsi.
Mengutip My Cerebral Palsy Child, persepsi awal menilai ganja hanya obat rekreasi tanpa memiliki manfaat medis.
Namun, penelitian di dunia berkembang dan menemukan manfaat lebih dari ganja, salah satunya untuk cerebral palsy.
Hanya saja, masih menjadi kontroversi di banyak kalangan, seperti, "Apakah manfaat medisnya lebih besar dari pada risiko kesehatan potensialnya?"
Beberapa negara ganja medis belum diizinkan, jika ada sifat masih ilegal, seperti di Indonesia.
Baca juga: Mengenal Ganja Medis dan Pro Kontranya di Indonesia
Sejauh ini, penelitan telah menemukan manfaat ganja medis untuk cerebral palsy karena mampu meredakan nyeri dan kejang sebagai gejalanya.
Mengutip Marijuana Doctors, secara umum gejala cerebral palsy bisa meliputi:
Baca juga: Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak
Mengutip Cerebral Palsy Guidance, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh NIH pada 2007 menyatakan bahwa pengalaman klinis dan penelitian pada hewan menunjukkan manfaat ganja medis pada gejala cerebral palsy.
Zat aktif dalam ganja membantu mengendalikan kejang parsial yang sering menjadi gejala pada orang dengan spastik quadriplegia.
Spastik quadriplegia adalah bentuk dari cerebral palsy yang paling parah, memengaruhi keempat anggota gerak, wajah, dan badan.
Mayoritas anak dengan cerebral palsy jenis ini tidak dapat berjalan dan mereka mengalami kesulitan berbicara.
Anggota badan bisa sangat kaku, otot leher lemah, sehingga sulit bagi mereka untuk mengangkat kepala.
Studi lain yang diterbitkan pada 2014 menunjukkan bahwa ganja efektif dalam mengurangi kejang otot yang menyakitkan.
Penelitian ini berfokus pada orang yang mengalami kejang otot yang berhubungan dengan multiple sclerosis.
Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang atau sistem saraf pusat.
Baca juga: 10 Penyebab Cerebral Palsy pada Anak, Bisa dari Infeksi sampai Cedera
Mengutip Verywell Health, ganja memiliki dua senyawa aktif utama dengan sifat obat, yaitu Tetrahydrocannabinol (THC) dan Cannabidiol (CBD).
Tetrahydrocannabinol (THC) merupakan senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang bisa membuat mabuk.
THC dalam ganja menawarkan manfaat untuk membantu meredakan beberapa kondisi, meliputi:
Cannabidiol (CBD) merupakan senyawa kimia paling umum kedua yang ditemukan di ganja. Ini adalah senyawa non-psikoaktif, karena tidak memberi efek mabuk seperti THC.
CBD dalam ganja menawarkan manfaat untuk membantu meredakan beberapa kondisi, meliputi:
Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kedua senyawa aktif ganja medis umumnya aman, tetapi menghasilkan beberapa efek samping.
Mengutip Healthline, THC menyebabkan efek samping sementara, seperti:
Efek samping CBD mungkin termasuk:
CBD ditoleransi dengan baik, bahkan dalam dosis besar.
Menurut hasil riset, setiap efek samping yang terjadi dengan penggunaan CBD kemungkinan merupakan hasil dari interaksi antara CBD dengan obat lain yang mungkin Anda pakai.
Namun, penggunaan THC yang tinggi dapat dikaitkan dengan efek psikiatri negatif jangka panjang.
Hal ini terutama berlaku untuk remaja yang mengonsumsi THC dalam jumlah besar.
Baca juga: Meski Kontroversial, Ganja Terbukti dapat Sembuhkan 5 Penyakit Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.