Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Ganja Medis Obati Cerebral Palsy? Ini Hasil Studinya

Kompas.com - 28/06/2022, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Manfaat ganja medis untuk cerebral palsy ditemukan dari beberapa studi dengan melihat kemampuannya meredakan kejang parah dan epilepsi.

Mengutip My Cerebral Palsy Child, persepsi awal menilai ganja hanya obat rekreasi tanpa memiliki manfaat medis.

Namun, penelitian di dunia berkembang dan menemukan manfaat lebih dari ganja, salah satunya untuk cerebral palsy.

Hanya saja, masih menjadi kontroversi di banyak kalangan, seperti, "Apakah manfaat medisnya lebih besar dari pada risiko kesehatan potensialnya?"

Beberapa negara ganja medis belum diizinkan, jika ada sifat masih ilegal, seperti di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Ganja Medis dan Pro Kontranya di Indonesia

Ganja medis untuk atasi gejala cerebral palsy

Sejauh ini, penelitan telah menemukan manfaat ganja medis untuk cerebral palsy karena mampu meredakan nyeri dan kejang sebagai gejalanya.

Mengutip Marijuana Doctors, secara umum gejala cerebral palsy bisa meliputi:

  1. Kurangnya koordinasi otot (ataksia)
  2. Refleks berlebihan dan otot kaku (spastisitas)
  3. Variasi dalam tonus otot, misalnya terlalu terkulai atau terlalu kaku
  4. Otot kaku dengan refleks normal (kekakuan)
  5. Lambat, gerakan menggeliat (atetosis)
  6. Gerakan atau tremor yang tidak disengaja
  7. Kontraksi otot yang berlebihan atau terlalu sedikit
  8. Kesulitan dengan makan atau mengisap
  9. Masalah dengan menelan atau air liur berlebihan
  10. Gangguan berjalan, seperti gaya berjalan asimetris, gaya berjalan lebar, gaya berjalan dengan menyilangkan lutut, gaya berjalan berjongkok atau berjalan dengan jari kaki
  11. Keterlambatan dalam keterampilan motorik, seperti merangkak atau duduk tanpa bantuan
  12. Menyukai satu sisi tubuh tertentu, seperti hanya menggunakan satu tangan atau menyeret kaki
  13. Kesulitan dengan gerakan yang tepat, seperti menggunakan garpu atau mengambil pensil
  14. Kesulitan berbicara atau keterlambatan dalam perkembangan bicara
  15. Gangguan tidur.

Baca juga: Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak

Temuan studi

Mengutip Cerebral Palsy Guidance, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh NIH pada 2007 menyatakan bahwa pengalaman klinis dan penelitian pada hewan menunjukkan manfaat ganja medis pada gejala cerebral palsy.

Zat aktif dalam ganja membantu mengendalikan kejang parsial yang sering menjadi gejala pada orang dengan spastik quadriplegia.

Spastik quadriplegia adalah bentuk dari cerebral palsy yang paling parah, memengaruhi keempat anggota gerak, wajah, dan badan.

Mayoritas anak dengan cerebral palsy jenis ini tidak dapat berjalan dan mereka mengalami kesulitan berbicara.

Anggota badan bisa sangat kaku, otot leher lemah, sehingga sulit bagi mereka untuk mengangkat kepala.

Studi lain yang diterbitkan pada 2014 menunjukkan bahwa ganja efektif dalam mengurangi kejang otot yang menyakitkan.

Penelitian ini berfokus pada orang yang mengalami kejang otot yang berhubungan dengan multiple sclerosis.

Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang atau sistem saraf pusat.

Baca juga: 10 Penyebab Cerebral Palsy pada Anak, Bisa dari Infeksi sampai Cedera

Bahan kimia dalam ganja medis

Mengutip Verywell Health, ganja memiliki dua senyawa aktif utama dengan sifat obat, yaitu Tetrahydrocannabinol (THC) dan Cannabidiol (CBD).

THC

Tetrahydrocannabinol (THC) merupakan senyawa psikoaktif utama dalam ganja yang bisa membuat mabuk.

THC dalam ganja menawarkan manfaat untuk membantu meredakan beberapa kondisi, meliputi:

  • Glaukoma
  • Insomnia
  • Mual: mungkin bermanfaat untuk meringankan mual yang disebabkan oleh perawatan kanker.
  • Rasa sakit yang terkait dengan kondisi, seperti radang sendi, fibromyalgia, dan sakit kepala migrain.
  • Nafsu makan yang buruk: termasuk masalah nafsu makan yang disebabkan oleh pengobatan kanker
  • Tremor.

CBD

Cannabidiol (CBD) merupakan senyawa kimia paling umum kedua yang ditemukan di ganja. Ini adalah senyawa non-psikoaktif, karena tidak memberi efek mabuk seperti THC.

CBD dalam ganja menawarkan manfaat untuk membantu meredakan beberapa kondisi, meliputi:

  • Kecemasan
  • Depresi
  • Peradangan
  • Migrain
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Kejang

Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke

Efek samping THC dan CBD

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kedua senyawa aktif ganja medis umumnya aman, tetapi menghasilkan beberapa efek samping.

Mengutip Healthline, THC menyebabkan efek samping sementara, seperti:

  • Peningkatan denyut jantung
  • Masalah koordinasi
  • Mulut kering
  • Mata merah
  • Waktu reaksi lebih lambat
  • Hilang ingatan
  • Kecemasan

Efek samping CBD mungkin termasuk:

  • Perubahan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Pusing
  • Diare

CBD ditoleransi dengan baik, bahkan dalam dosis besar.

Menurut hasil riset, setiap efek samping yang terjadi dengan penggunaan CBD kemungkinan merupakan hasil dari interaksi antara CBD dengan obat lain yang mungkin Anda pakai.

Namun, penggunaan THC yang tinggi dapat dikaitkan dengan efek psikiatri negatif jangka panjang.

Hal ini terutama berlaku untuk remaja yang mengonsumsi THC dalam jumlah besar.

Baca juga: Meski Kontroversial, Ganja Terbukti dapat Sembuhkan 5 Penyakit Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau