Selain berkurangnya cairan ketuban, kondisi ini juga mengakibatkan perdarahan vagina, nyeri, atau bahkan kram perut.
Abrupsi parsial disebabkan karena beberapa hal seperti:
Baca juga: Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Tanda, Penanganan, dan Cara Mencegah
Penggunaan obat-obatan golongan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) dapat mengurangi volume air ketuban.
Diketahui, obat-obatan tersebut biasanya digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung, serta gagal ginjal kronis.
Mengandung anak kembar juga bisa menyebabkan tingkat cairan ketuban rendah. Kondisi ini dinamakan twin to twin transfusion syndrome (TTTS).
Biasanya satu bayi kekurangan air ketuban, sementara lainnya alami oligohidramnion.
Jika kadar cairan ketuban Anda rendah sejak trimester pertama atau kedua, itu bisa menandai bahwa bayi Anda memiliki cacat lahir.
Cacat lahir bisa saja berupa masalah ginjal atau saluran kemihnya bermasalah. Kondisi demikian menyebabkan bayi tidak menghasilkan cukup urin yang sebenarnya bisa menjaga volume air ketuban.
Melansir Medical News Today, air ketuban memiliki beragam kegunaan bagi janin yang berada di dalam kandungan, antara lain:
Baca juga: Kanker Serviks Selama Kehamilan Ancam Keselamatan Ibu dan Janin