Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lari, Jalan Saja untuk Lutut Sehat Sampai Lansia

Kompas.com - 11/07/2022, 20:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber WebMD, NHS

Kuala Lumpur, KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, banyak lansia makin mengeluhkan mengenai berbagai masalah tulang dan sendi. Salah satu yang paling sering menjadi keluhan adalah nyeri lutut.

Jika sudah begitu, aktivitas harian menjadi terhambat. Berjalan sebentar saja bisa membuat rasa sakit yang tak tertahankan di sekitar lutut.

Bahkan tak jarang, kondisi ini juga berujung pada operasi pergantian lutut ketika nyeri tidak tertahankan bahkan sendi lutut kehilangan fungsinya yang optimal.

Baca juga: Sakit Lutut

Tapi tahukah Anda, hal ini sebenarnya dapat dicegah sedari muda lho!

Hal ini disampaikan oleh Chairman ALTY Orthopaedic Hospital Kuala Lumpur, Assoc. Prof. (C) Dr G Ruslan Nazaruddin Simanjuntak kepada Kompas.com pada Rabu (6/7/2022).

"Dicegahnya (keluhan sakit lutut) saat muda," kata Ruslan.

"Caranya exercise atau berolahraga," sambungnya.

Rutin olahraga cegah sakit lutut saat lansia

Ruslan menekankan pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan lutut agar bisa tetap berfungsi optimal meski di usia senja.

"Yang penting kuatkan otot-otot. Bila sudah kuat, (otot) bisa menahan (tulang)," ujar dokter kelahiran Indonesia itu.

"Wanita pada usia 45 ke atas tulangnya sudah mulai menurun, jadi jika tidak terbiasa berolahraga penurunannya lebih cepat," tambahnya.

Lalu, olahraga apa yang baik untuk tulang dan sendi?

Jalan cepat, hindari lari

Ruslan menyebut olahraga terbaik untuk sendi lutut adalah jalan cepat.

"Saya tidak menyarankan berlari," kata dokter ahli bedah untuk sendi lutut dan pinggul tersebut.

Menurutnya, olahraga lari kadang-kadang dapat memberi pengaruh pada sendi lutut.

Baca juga: 14 Penyebab Sakit Lutut yang Sering Dikeluhkan

Melansir dari NHS, sakit lutut memang banyak dialami oleh orang yang kerap melakukan olahraga lari. Salah satu keluhan yang sering muncul adalah tempurung lutut membengkak.

Menurut WebMD, kondisi yang dikenal dengan istilah medis patellofemoral pain syndrome ini terjadi karena lutut terlalu banyak digunakan. Apalagi ketika berlari lutut tertekut berulang kali atau melakukan olahraga dengan tekanan berat.

Hal inilah yang kemudian dapat mengiritasi jaringan dan sekitar tempurung lutut.

Jenis olahraga lain yang juga memberi tekanan berat pada lutut adalah futsal. Ini disampaikan oleh Anwar Anis, Executive Director, Alty Orthopaedic Hospital.

"Kalau sepak bola di lapangan besar itu oke, tapi futsal ini pergerakannya memang terbatas," kata Anwar.

Pilihan olahraga lain dan pola makan

Selain jalan cepat, Ruslan juga menganjurkan beberapa olahraga yang bisa jadi pilihan seperti bersepeda atau berenang

"Naik sepeda juga bisa (sebagai alternatif olahraga untuk kesehatan lutut), atau berenang," kata Ruslan.

Di samping menjaga kesehatan lutut dan tulang melalui olahraga, Ruslan juga mengingatkan pentingnya konsumsi makanan yang sehat dan seimbang.

"Makanannya sederhana saja (bergizi seimbang)," kata Ruslan.

Baca juga: 5 Obat Sakit Lutut Alami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru
Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau