KOMPAS.com - Badan yang sehat tidak hanya dilihat dari fisiknya saja, melainkan juga dari mentalnya.
Kesehatan mental sendiri adalah kesehatan yang sangat berkaitan erat dengan suasana hati, pikiran, dan perilaku.
Jika terdapat masalah di salah satu aspek tersebut, maka bisa dikatakan bahwa seseorang mengalami gangguan mental yang menyebabkan orang tersebut tidak bisa menjalani harinya secara normal.
Gangguan mental bisa menyerang siapa saja dan ada banyak sekali jenis gangguan mental yang menyerang berbagai kalangan masyarakat dunia.
Meskipun begitu, ada beberapa jenis gangguan mental yang sudah sangat akrab di telinga kita, seperti:
Baca juga: 4 Hal yang Tak Boleh Diucapkan pada Seseorang dengan Gangguan Mental
Salah satu gangguan mental yang sudah cukup familiar dikenal adalah gangguan bipolar.
Menurut National Alliance of Mental Illness atau NAMI, penderita gangguan bipolar di Amerika sendiri adalah sebesar 2.6 persen dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, angka pastinya tidak diketahui. Melansir dari jurnal yang dikeluarkan oleh Yayasan Pulih, ada sekitar 1 hingga 4 persen dari populasi di Indonesia yang mengidap gangguan bipolar.
Gangguan bipolar sendiri merujuk pada gangguan mental yang membuat penderitanya merasakan perubahan suasana hati, energi, dan menurunnya kemampuan otak untuk berpikir.
Penderita penyakit ini kemudian akan merasakan suasana hati yang tiba-tiba meledak, namun juga tiba-tiba menurun.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Surabaya, ditemukan bahwa dari 1.104 orang, ada 118 orang yang menderita gangguan bipolar. Sayangnya lagi, hanya 5.9 persen yang mengunjungi fasilitas kesehatan karena kurangnya kesadaran mengenai kesehatan mental.
Baca juga: Benarkah Makin Tua Kian Rentan Alami Gangguan Mental?
Penderita yang mengalami gangguan kecemasan umum adalah penderita yang merasakan kecemasan berlebih akan suatu keadaan atau hal.
Menurut Karin Kepp, PsyD, yang dilansir oleh Healthline, mengatakan bahwa penderita gangguan kecemasan umum biasanya akan mengkhawatirkan suatu hal dalam frekuensi yang lebih sering. Padahal, kecemasan tersebut merupakan kecemasan yang tidak perlu.
Penderita gangguan kecemasan umum juga tidak bisa mengatakan hal apa yang dicemaskan dan banyak kasus buruk yang terjadi ketika penderita tidak bisa meredakan kecemasan yang dirasakannya.
Baca juga: 4 Cara Tenangkan Serangan Anxiety
Merasa depresi dan sedih merupakan hal yang wajar terjadi dan biasa dialami oleh manusia. Biasanya perasaan tersebut tidak berlangsung lama dan tidak akan mengganggu kegiatan sehari-hari.
Namun, penderita dengan gangguan depresi mayor akan merasakan depresi dan kesedihan dalam waktu yang lama dan terus-menerus.
Melansir Healthline, kondisi ini akan sangat mempengaruhi suasana hati dan perilaku. Tidak hanya itu saja, kondisi ini juga bisa mempengaruhi nafsu makan dan waktu tidur.
Meskipun begitu, banyak dari penderita gangguan depresi mayor yang tidak mencari bantuan medis dan hanya belajar untuk hidup dengan kondisi tersebut atau belajar untuk mengatasinya sendiri.
Baca juga: 5 Tanda Fisik Orang Alami Depresi, Kelelahan hingga Masalah Pencernaan
Obsessive-compulsive Disorder atau yang biasa dikenal dengan OCD adalah salah satu gangguan mental yang membuat penderita melakukan sesuatu secara berlebihan.
Menurut data dari rumah sakit Grhasia yang berlokasi di Yogyakarta, jumlah pengidap OCD adalah sebesar 2 hingga 4 persen dari populasi rumah sakit. Namun, untuk di Indonesia sendiri, belum ada angka pasti yang menunjukkan jumlah penderita OCD.
Para penderita OCD dikatakan sadar akan keinginannya untuk melakukan sesuatu secara berlebihan, namun tidak bisa menghentikannya dengan mudah.
Penderita gangguan kesehatan ini akan melakukan hal tersebut berulang kali agar pikirannya lebih tenang dan aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.