Biasanya tim perawat rumah sakit dapat memberikan perawatan emosional kepada pasien gagal jantung menjelang kematian tersebut.
Terapi perilaku kognitif dan pengobatan juga dapat membantu.
Beberapa pasien merespon dengan baik aktivitas yang membantu mereka merasa lebih baik, seperti keluar untuk mencari udara segar, membaca buku atau mendengarkan musik.
Edema perifer adalah penumpukan cairan yang sangat nyata di betis bagian bawah atau pergelangan kaki, meskipun bisa juga muncul di tempat lain.
Pembengkakan ini terjadi karena jantung tidak lagi mampu memompa darah secara efisien.
Baca juga: Apa Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung?
Kelelahan dianggap sebagai salah satu gejala gagal jantung menjelang kematian yang paling umum.
Kelelahan pada tahap ini adalah perasaan lelah yang ekstrem yang tampaknya tidak disebabkan oleh aktivitas dan tidak bisa reda dengan istirahat.
Beberapa kondisi medis juga dapat memperparah gejala ini, seperti anemia, gangguan tidur, dan depresi.
Sehingga, penting untuk mengatasi kondisi medis tersebut agar penderita gagal jantung menjelang kematian merasakan sedikit kenyamanan.
Penderita gagal jantung menjelang kematian cenderung mengalami penurunan berat badan yang banyak.
Sebab, mereka kehilangan nafsu makan, massa otot, dan jaringan lemak.
Ada cara yang mungkin bisa membantu mereka, yaitu memberikan makan lebih sedikit, tetapi lebih sering.
Makanan yang diberikan fokus pada yang tinggi kalori dan protein serta minuman suplemen untuk memastikan penderita gagal jantung stadium akhir tersebut tetap mendapatkan nutrisi sebanyak mungkin.
Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Jantung Menurut WHO
Sedikit penjelasan tentang stadium gagal jantung sebagai berikut:
Mengutip Cleveland Clinic, ada empat stadium gagal jantung (A, B, C dan D).