Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tips Cegah Amputasi Kaki pada Penderita Diabetes

Kompas.com - 01/08/2022, 22:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Kasus diabetes akut dapat menyebabkan kaki penderita mengalami luka parah atau muncul borok sehingga harus diamputasi. Kendati demikian, kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan beberapa cara.

Komplikasi penyakit diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf dan sirkulasi darah.

Masalah-masalah tersebut membuat kaki rentan terhadap luka atau borok yang berkembang pada kulit atau disebut ulkus.

Baca juga: 2 Penyebab Amputasi Kaki pada Penderita Diabetes dan Faktor Risikonya

Ketika ulkus berkembang dan menyebar di kaki, seorang penderita diabetes harus segera berkunjung ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat. Pasalnya, ulkus yang tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan parah pada jaringan dan tulang.

Tak jarang, orang dengan kondisi ini memerlukan operasi pengangkatan atau amputasi, entar itu di bagian jari, kaki utuh, atau bagian dari kaki.

Kendati begitu, ulkus kaki dapat dicegah. Dikutip dari Mayo Clinic, para penderita diabetes harus melakukan beberapa hal yaitu:

  • mengontrol gula darah
  • melakukan pengobatan sesuai saran dokter
  • konsultasi rutin dengan dokter
  • olahraga teratur

Selain itu, pasien diabetes juga bisa mencegah luka dengan melakukan perawatan kaki. Berikut tips perawatan kaki yang benar.

Baca juga: Petai Bisa Jadi Obat Alternatif Diabetes, Kok Bisa?

 

1. Cek kaki setiap hari

Periksa kaki Anda minimal satu kali dalam sehari, apakah ada lecet, luka, borok, ruam, nyeri saat ditekan, atau bengkak.

 

2. Rajin cuci kaki

Cuci kaki Anda dengan air hangat (bukan panas) sekali sehari. Keringkan dengan handuk lembut, terutama di sela-sela jari kaki.

Kemudian, taburkan bedak atau tepung maizena di antara jari-jari kaki untuk menjaga kulit tetap kering.

Anda juga bisa menggunakan batu apung untuk menggosok kulit telapak kaki. Diketahui, kapalan mudah terbentuk di area telapak kaki.

Kemudian untuk bagian atas dan bawah kaki, Anda bisa menggunakan krim atau lotion agar kulit tetap lembut dan tidak kering.

Baca juga: 7 Manfaat Lidah Buaya: Cegah Diabetes hingga Jaga Kesehatan Kulit

 

3. Jangan menghilangkan luka di kaki tanpa bantuan dokter

Untuk menghindari cedera pada kulit Anda, jangan gunakan kikir kuku, gunting kuku atau gunting pada kapalan, borok, atau kutil.

Temui dokter atau spesialis kulit untuk mengetahui treatment agar bisa menghilangkan luka di kulit kaki tersebut.

 

4. Potong kuku kaki dengan hati-hati

Potong kuku Anda lurus menggunakan gunting khusus kuku. Kemudian, ratakan ujung kuku dengan amplas secara perlahan agar terhindar dari luka sayatan.

 

5. Selalu menggunakan alas kaki

Untuk mencegah cedera pada kaki Anda, jangan bertelanjang kaki. Kenakan alas kaki di mana pun Anda berada, termasuk di dalam rumah.

 

6. Kenakan kaus kaki yang bersih dan kering

Kenakan kaus kaki yang terbuat dari serat yang menyerap keringat, contohnya katun. Hindari kaus kaki ketat karena dapat menghambat sirkulasi udara.

 

7. Pilih sepatu yang pas

Belilah sepatu yang nyaman dengan bantalan di bagian tumit, bola kaki, dan lengkungan. Hindari sepatu sempit dan high heels karena berisiko menyebabkan cedera.

Baca juga: 6 Olahraga yang Cocok Dilakukan Penderita Diabetes

 

8. Hindari rokok

Merokok dapat mengganggu sirkulasi dan mengurangi jumlah oksigen dalam darah Anda.

Masalah peredaran darah ini dapat mengakibatkan luka lebih parah dan penyembuhan yang lama.

 

9. Jadwalkan pemeriksaan kaki dengan dokter

Dokter dapat memeriksa kaki Anda untuk melihat apakah ada tanda-tanda awal kerusakan saraf, sirkulasi udara yang buruk, atau masalah lainnya.

Agendakan pemeriksaan kaki minimal sekali dalam setahun atau lebih sering apabila direkomendasikan oleh dokter.

 

Kapan harus ke dokter?

Penderita diabetes yang memiliki masalah luka di kaki harus segera konsultasi dengan dokter. Terlebih, apabila mengalami kondisi berikut:

  • kuku kaki tumbuh ke dalam
  • melepuh
  • benjolan di telapak kaki dengan bintik gelap
  • luka terbuka atau berdarah
  • pembengkakan
  • ruam atau kemerahan
  • bau busuk
  • bisul yang berlangsung lebih dari satu-dua minggu
  • ulkus lebih besar dari 2 cm
  • bisul yang begitu dalam sehingga Anda dapat melihat tulang di bawahnya

Baca juga: 5 Gejala Diabetes Tipe 2 pada Anak yang Harus Diwaspadai


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com