KOMPAS.com - Skleroderma adalah penyakit autoimun kulit kronis yang langka, di mana jaringan normal digantikan jaringan fibrosa yang tebal dan padat.
Mengutip Cleveland Clinic, saat skleroderma terjadi sistem imun memicu sel-sel normal untuk memproduksi terlalu banyak kolagen (protein).
Kolagen ekstra ini disimpan di kulit dan organ, menyebabkan terjadinya pengerasan dan penebalan (mirip dengan proses jaringan parut).
Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Autoimun Kulit Psoriasis
Meskipun paling sering terjadi di kulit, skleroderma juga dapat memengaruhi banyak bagian tubuh lainnya termasuk:
Skleroderma parah dapat mengancam jiwa. Saat ini, tidak ada obat untuk skleroderma.
Pengobatan yang ada sejauh ini sebatas untuk mengendalikan dan mengelola gejala penyakit autoimun kulit ini.
Baca juga: Macam-macam Penyakit Autoimun Kulit yang Perlu Diwaspadai
Mengutip American Academy of Dermatology (AAD), skleroderma memiliki banyak tanda dan gejala.
Berikut ciri-ciri penyakit autoimun kulit skleroderma:
Kulit keras dan tebal dapat terasa melekat di tulang. Spot kulit keras dan tebal ini bisa menyebar di beberapa area kulit.
Di area kulit yang keras dan tebal, biasanya terlihat mengkilat, berubah warna, dan mengalami kerontokan rambut.
Kulit yang mengeras dan menbal itu juga cenderung kehilangan kemampuannya untuk berkeringat.
Skleroderma menyebabkan kulit sangat kering dan gatal. Kondisi kering ekstrem ini bisa menyebabkan kulit rusak dan luka.
Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui
Di spot kulit yang mengeras dan menebal bisa berubah lebih gelap dari warna kulit alami.
Beberapa orang mengembangkan kulit berwarna ungu, yang berarti skleroderma aktif dan berkembang.
Ketika kulit yang keras, tebal, atau kencang terbentuk di atas sendi (rahang, pergelangan tangan, atau jari), membuat sendi itu sulit untuk digerakan.
Otot di sekitar kulit yang mengalami skleroderma juga bisa mengeras dan mengencang.
Akibatnya, otot akan memendek dan melemah. Anda mungkin tidak dapat meregangkan otot.
Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Autoimun Kulit yang Perlu Diketahui
Skleroderma juga dapat menyebabkan hilangnya jaringan di bawah kulit. Jenis skleroderma yang disebut sindrom Parry-Romberg (PRS), dapat menyebabkan hilangnya otot, tulang rawan, dan tulang.
Ketika seorang anak terkena beberapa jenis skleroderma, seperti skleroderma linier atau en coup de sabre, skleroderma dapat mengganggu pertumbuhan tulang.
Kaki mungkin tidak berkembang sebagaimana mestinya. Jika skleroderma mempengaruhi kepala, wajah dapat berubah bentuk.
Ketika seseorang memiliki jenis skleroderma yang juga memengaruhi organ dalam, biasanya kulit akan mengalami luka.
Luka ini cenderung berkembang pada kulit yang diregangkan dengan ketat. Luka terutama sering terjadi pada jari.
Beberapa orang mengembangkan bekas luka lubang seukuran kepala peniti di ujung jari dan sisi jari mereka.
Baca juga: Apa Itu Penyakit Autoimun?
Penderita penyakit autoimun kulit skleroderma mungkin bisa mengalami munculnya benjolan keras dan nyeri di bawah kulit.
Itu karena kristal kalsium di jaringan ikat kulit.
Jika deposit kalsium menembus kulit, itu bisa sangat menyakitkan dan Anda akan melihat zat kapur putih atau kuning.
Nantinya, infeksi dan luka terbuka yang menyakitkan dapat berkembang.
Ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di dekat permukaan kulit membengkak.
Anda mungkin melihat bintik-bintik merah kecil, biasanya di tangan dan wajah. Ini tidak menyakitkan, tetapi mungkin cukup mengganggu penampilan.
Baca juga: 4 Cara Mengobati Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui
Mengutip AAD, beberapa jenis skleroderma memengaruhi kulit juga organ dalam, seperti paru-paru dan ginjal.
Berikut beberapa ciri-ciri penyakit autoimun kulit skeloderma saat memengaruhi organ dalam:
Ciri-ciri penyakit autoimun kulit ini sering merupakan peringatan dini bahwa skleroderma memengaruhi organ dalam. Nama medis untuk gejala ini adalah fenomena Raynaud.
Fenomena Raynaud menyebabkan bagian tertentu dari tubuh Anda, biasanya jari tangan, jari kaki, telinga, atau ujung hidung, terasa dingin dan mati rasa pada suhu dingin atau saat Anda merasa stres.
Kulit Anda mungkin menjadi putih dan kemudian biru. Saat aliran darah kembali normal, daerah yang terkena sering berubah menjadi merah.
Penderita skleroderma bisa mengalami fenomena Raynaud. Namun, bukan berarti semua orang yang menderita fenomena Raynaud pasti mengalami skleroderma.
Jika skeloderma memengaruhi sistem pencernaan, Anda dapat mengalami masalah menelan, maag, diare, sembelit, kembung setelah makan, dan berat badan turun tiba-tiba.
Ketika penyakit autoimun kulit ini memengaruhi organ lainnya, Anda bisa juga mengalami tekanan darah tinggi, detak jantung tidak normal, sesak napas, dan menurunnya hasrat seks.
Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Autoimun yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.