Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2022, 10:57 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan.

Gas air mata dapat memberikan efek berupa gangguan kesehatan, sehingga seseorang yang terpapar harus segera mencari pertolongan medis.

Beberapa efek gas air mata yang dapat dirasakan langsung oleh seseorang yang terpapar, antara lain:

  1. gangguan penglihatan; perih, sensasi terbakar, menangis
  2. iritasi saluran pernapasan, dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru
  3. sesak napas
  4. kesulitan menelan
  5. mual dan muntah
  6. mengi
  7. nyeri di kulit
  8. ruam

Baca juga: 4 Efek Gas Air Mata pada Kesehatan yang Perlu Diwaspadai

Efek gas air mata jangka pendek yang disebutkan di atas, umumnya akan hilang dalam 15-20 menit.

Melihat banyaknya efek gas air mata, kita mungkin perlu mengetahui bahan atau kandungannya.

Kandungan asli gas air mata

Dikutip dari artikel di Kompas.com yang tayang pada 23 Mei 2019, gas air mata sebenarnya berbentuk bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus.

Gas air mata bekerja dengan mengaktifkan reseptor sakit yaitu TRPA1 atau TRPV1.

Melansir dari Scientific American, TRPA1 diaktifkan dengan agen berupa 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS. Ini merupakan senyawa kimia dengan kandungan klor.

Senyawa tersebut bereaksi secara kimia dengan molekul dan protein tubuh manusia yang mengakibatkan sensasi terbakar, perih, hingga memicu keluarnya air mata.

Selain gas CS, TRPA1 juga dapat aktif dengan agen lain yang lebih kuat yaitu dibemzoxazepine atau gas CR dan kloroasetofenon (gas CN).


Berbeda dari TRPA1 yang menggunakan pengaktif berupa bahan kimia, TRPV1 justru berupa semprotan merica. Senyawa utamanya berasal dari capsicin yang terdapat pada cabai.

TRPV1 mengakibatkan sensasi pedas dan perih di mata. Jika dibiarkan dan malah cenderung dikucek, mata bisa mengeluarkan air mata.

Meski senyawanya berupa capsaicin, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua yaitu gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis).

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Gas Tinggi

Gas air mata sebabkan kematian

Selain efek jangka pendek, gas air mata juga dapat mengakibatkan risiko cedera permanen yang serius.

Risiko jangka panjang ini ditandai dengan kondisi gejala yang tetap dirasakan seseorang, meski telah meninggalkan area terpapar.

Orang dengan penyakit pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala serius setelah terpapar gas air mata.

Dilansir dari Medical News Today, sebuah studi pada tahun 2017 menunjukkan efek jangka tembakan gas air mata, yaitu:

  1. kebutaan
  2. kerusakan otak
  3. amputasi anggota badan
  4. luka bakar kimia
  5. gagal napas
  6. gangguan kesehatan mental
  7. kematian

Baca juga: 5 Cara Atasi Gas Berlebih di Pencernaan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com