KOMPAS.com - Kanker rahim berisiko untuk setiap wanita, terutama bagi mereka yang sudah masuk masa menopause.
Kanker rahim salah satu dari 6 kanker yang diklasifikasikan sebagai kanker ginekologi, yang harus diwaspadai wanita. Lima kanker lainnya, meliputi:
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Rahim yang Perlu Diperhatikan
Mengutip Cancer.net, kanker rahim paling sering dialami wanita setelah usia 50 tahun. Usia rata-rata saat didiagnosis adalah 60 tahun.
Kanker rahim tidak umum terjadi pada wanita yang lebih muda dari 45 tahun.
Penyakit ini membuat wanita mengalami pendarahan abnormal.
Mengutip Everyday Health, sekitar 90 persen wanita yang didiagnosis dengan kanker rahim melaporkan perdarahan vagina pascamenopause, di antara periode menstruasi, atau pendarahan yang sangat berat selama siklus menstruasi.
Kanker rahim bisa tumbuh dari berbagai bagian organ reproduksi wnaita ini.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Kanker Hati yang Penting Diterapkan
Belum ada cara yang diketahui dapat mencegah kanker rahim sepenuhnya.
Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu menurunkan risiko penyakit ini yang didasarkan pada faktor penyebabnya.
Mengutip American Cancer Society, berikut beberapa cara mencegah kanker rahim yang penting diketahui wanita:
Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas 3 kali lebih mungkin terkena kanker rahim dibandingkan dengan wanita dengan berat badan yang sehat.
Mendapatkan dan mempertahankan berat badan yang sehat adalah salah satu cara untuk mencegah kanker rahim yang mengancam kesehatan wanita.
Berat badan yang sehat dapat diukur dengan indeks massa tubuh (IMT). Menurut Kementerian Kesehatan, batas ambang IMT orang normal adalah 18,5-25,0.
IMT adalah indeks massa tubuh yang diukur dengan berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter.
Penelitian telah mengaitkan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dengan risiko kanker rahim yang lebih rendah.
Sehingga, melakukan aktivitas fisik secara teratur (olahraga) juga dapat menjadi cara membantu Anda untuk mencegah kanker rahim.
Gaya hidup aktif dapat membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat, selain itu bermanfaat untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Diabetes merupakan faktor risiko lain untuk kanker rahim.
Baca juga: Kenali Stadium Kanker Rahim dan Tandanya Masing-masing
Biasanya terapi hormon estrogen dilakukan untuk mengatasi gejala menopause.
Obat terapi ini tersedia dalam berbagai bentuk, meliputi pil, skin patch, suntikan, krim, dan cincin vagina.
Jika Anda berpikir untuk menggunakan estrogen untuk gejala menopause, tanyakan kepada dokter Anda tentang bagaimana hal itu akan memengaruhi risiko kanker rahim.
Progestin (obat mirip progesteron) dapat mengurangi risiko kanker rahim pada wanita yang menggunakan terapi estrogen, tetapi kombinasi keduanya meningkatkan risiko kanker payudara.
Jika Anda masih memiliki rahim dan sedang menjalani terapi estrogen, diskusikanlah dengan dokter Anda tentang risiko kanker rahim.
Sebisa mungkin mengambil pilihan untuk mencegah kanker rahim.
Wanita dengan kanker usus besar nonpolyposis herediter (HNPCC atau sindrom Lynch) memiliki risiko yang sangat tinggi terkena kanker rahim.
Kebanyakan ahli merekomendasikan wanita dengan HNPCC untuk melakukan pengangkatan rahim, ovarium, dan saluran tuba (histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral), setelah dia selesai memiliki anak.
Itu sebagai cara untuk mencegah kanker rahim terjadi.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Harus Diperhatikan
Mengutip Cancer.net, mengkonsumsi pil KB dipercaya dapat membantu mencegah kanker rahim.
Pil KB memiliki kombinasi estrogen dan progesteron yang diminum secara siklis untuk menghasilkan periode menstruasi bulanan.
Ini mengurangi risiko pertumbuhan berlebih dari lapisan rahim, terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Mengutip Cancer.net, sejumlah penyakit merupakan faktor risiko kanker rahim. Sehingga, para wanita harus mengelolanya sebagai cara mencegah kanker rahim.
Wanita berisiko lebih tinggi mengalami kanker rahim, jika mereka memiliki diabetes tipe 2. Sementara, diabetes tiper 2 terkait dengan obesitas.
Wanita yang pernah menderita kanker payudara, kanker usus besar, atau kanker ovarium juga berisiko lebih tinggi mengalami kanker rahim.
Terapi radiasi untuk penyakit kanker tersebut menambahkan risiko.
Apalagi terapi radiasi dilakukan di daerah panggul, yang merupakan bagian bawah perut di antara tulang pinggul. Ini memiliki peningkatan risiko kanker rahim.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Kanker Usus Besar
Mengutip Cancer.net, mengonsumsi makanan tinggi lemak hewani dapat berkontribusi pada pertumbuhan kanker rahim.
Jaringan lemak berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan menghasilkan estrogen berlebih.
Anda harus memperhatikan kebiasaan makan. Hindari makan makanan tinggi lemak hewani sebagai cara mencegah kanker rahim.
Mengutip Moffitt Cancer Center, penting untuk dicatat bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak selalu membuat Anda akan terkena kanker rahim.
Di sisi lain, masih mungkin untuk Anda mengalami kanker rahim meskipun tidak memiliki satu pun faktor risikonya.
Jadi penting mengenali gejala kanker rahim sebagai cara lain untuk melindungi diri Anda dari penyakit ini.
Jika Anda memiliki gejalanya, segera mencari bantuan medis untuk mengobatinya dan menghentikan perkembangannya.
Baca juga: Cara Mengobati Kanker Rahim Stadium I, II, III, dan IV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.