KOMPAS.com - Sakit atau nyeri saat berhubungan seksual, terutama ketika penis penetrasi di vagina dapat terjadi karena berbagai penyebab, dari masalah kesehatan hingga psikologis.
Hubungan seksual yang menyakitkan dalam bahasa medis disebut dengan dispareunia. Dispareunia didefinisikan sebagai nyeri genital yang persisten atau berulang, terjadi sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks.
Rasa sakit saat berhubungan seksual atau ketika penis berpenetrasi di dalam vagina dibagi menjadi 3 berdasarkan kondisinya, yaitu:
Baca juga: Kenali Apa itu Vaginismus, Gangguan Susah Penetrasi Vagina
Untuk lebih paham, berikut akan dipaparkan macam-macam penyebab rasa nyeri atau sakit saat penis penetrasi di dalam vagina:
Nyeri atau sakit saat penetrasi disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
Ini sering terjadi karena pasangan kurang puas saat foreplay. Selain itu, penurunan kadar estrogen setelah menopause, melahirkan, atau selama menyusui juga bisa menyebabkan vagina sulit basah.
Obat-obatan tertentu diketahui dapat memengaruhi hasrat atau gairah seksual yang mengakibatkan kurangnya pelumasan dan rasa sakit saat penetrasi.
Obat-obatan tersebut antara lain antidepresan, obat tekanan darah tinggi, obat penenang, anthistamin, dan pil KB.
Hal ini termasuk cedera atau iritasi akibat kecelakaan, operasi panggul, sunat wanita, hingga episiotomi atau robekan yang dibuat saat melahirkan untuk memperbesar jalan lahir.
Infeksi di area genital atau saluran kemih dapat menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan. Eksim atau masalah kulit lainnya di area genital juga sering menyebabkan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
Dikutip dari Healthline, vaginismus atau disebut juga vaginisme dapat menjadi penyebab rasa sakit saat penis penetrasi di liang vagina.
Vaginismus merupakan kondisi terjadinya kontraksi abnormal otot vagina (kejang otot) sepertiga bagian luar.
Akibatnya, penis terhambat untuk penetrasi, dan terasa sakit kalau dipaksakan.
Baca juga: Bisakah Kehamilan Terjadi Tanpa Penetrasi?
Nyeri akibat penetrasi penis ke vagina yang terlalu dalam dapat membuat pasangan kesakitan bahkan trauma. Penyababnya antara lain:
Penyakit tersebut antara lain, endometriosis, penyakit radang panggul, prolaps rahim, rahim terbalik, fibroid rahim, sistitis, sindrom iritasi usus besar, disfungsi dasar panggul, adenomiosis, wasir, hingga kista ovarium.
Jaringan parut dari operasi panggul, termasuk histerektomi, dapat menyebabkan hubungan seksual yang menyakitkan.
Perawatan medis untuk kanker, seperti radiasi dan kemoterapi, juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan saat penetrasi.
Emosi tiap individu sangat berkaitan dengan aktivitas seksual, sehingga kondisi emosional juga bisa menjadi faktor rasa sakit ketika penis penetrasi.
Kecemasan, depresi, kekhawatiran mengenai kondisi fisik hingga ketakutan akan masalah keintiman dapat memengaruhi tingkat gairah dan membuat tak nyaman karena rasa sakit selama atau setelah penetrasi.
Melansir Mayo Clinic, stres juga dapat mengakibatkan otot-otot dasar panggul mengencang dan akhirnya menimbulkan rasa sakit saat berhubungan seksual.
Baca juga: Mengenal Splash Pregnancy, Kehamilan yang Terjadi Tanpa Penetrasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.