Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Mitos tentang Pencernaan, Jangan Lagi Percaya

Kompas.com - 31/10/2022, 16:03 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Sistem pencernaan manusia bekerja keras dari saat kita memasukkan makana ke dalam mulut hingga mengeluarkan sisa-sisanya dalam bentuk tinja.

Organ utama saluran pencernaan manusia meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara itu, organ-organ pencernaan pelengkap adalah mulut, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.

Organ-organ pada sistem pencernaan memiliki tugas dengan rincian berikut:

  • Memecah atau melumatkan makanan.
  • Menyerap nutrisi penting yang terkandung dalam makanan, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, hingga kalori.
  • Membersihkan atau mengosongkan sistem pencernaan dengan mengirim sisa makanan keluar dari tubuh dalam bentuk feses atau tinja.

Baca juga: 9 Makanan yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Sistem Pencernaan

Melihat banyaknya tugas sistem pencernaan manusia, ada baiknya untuk mengetahui mitos dan fakta terkait organ pencernaan. Hal itu agar lebih mudah mendeteksi apabila ada gangguan kesehatan terkait saluran pencernaan.

1. Pencernaan membutuhkan waktu lama untuk mencerna permen karet

Banyak mitos terkait permen karet yang sering kita dengar, seperti:

  • Permen karet bisa menempel di lambung atau usus.
  • Pencernaan manusia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencerna permen karet.

Pada kenyataannya, permen karet bukan makanan yang harus ditelan. Umumnya, permen karet hanya dikunyah dan dihisap sampai rasa manisnya hilang lalu dikeluarkan dari mulut (dilepeh).

Jika tak sengaja tertelan, permen karet juga tidak akan merusak organ pencernaan Anda. Sama seperti makanan lain, permen karet akan keluar dalam bentuk tinja dalam beberapa hari.

2. Makanan pedas sebabkan bisul

Beberapa orangtua jaman dahulu berpikir bahwa makanan pedas dapat menyebabkan bisul. Kenyataannya, makanan pedas hanya menimbulkan sakit perut pada orang tertentu, namun tidak mengakibatkan timbulnya bisul.

Makanan pedas juga bukan satu-satunya penyebab sakit maag. Dikutip dari WebMD, sebagian besar luka di lapisan perut terjadi karena infeksi bakteri yang disebut Helicobacter pylori (H. pylori) atau karena obat nyeri seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen.

 

3. Hanya pecandu alkohol yang berisiko alami sirosis

Memang benar minuman atau makanan beralkohol dapat menyebabkan sirosis atau kerusakan sel-sel hati. Namun, sirosis tidak hanya menjadi ancaman bagi para pecandu alkohol.

Orang yang tidak mengonsumsi alkohol dapat mengalami sirosis karena hepatitis B dan C.

Baca juga: 7 Manfaat Jahe, Atasi Gangguan Pencernaan hingga Cegah Kanker

4. Kacang sebabkan divertikulitis

Beberapa orang berpikir bahwa kacang dapat menyebabkan diverkulitis atau peradangan atau infeksi pada satu atau lebih kantong kecil di saluran pencernaan .

Mitos tersebut muncul karena adanya kekhawatiran bahwa kacang tidak bisa dicerna secara keseluruhan oleh pencernaan sehingga potongannya dapat tersangkut di kantong dan menyebabkan rasa sakit.

Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kacang-kacangan yang tinggi serat dapat mencegah diverkulitis dan meningkatkan kinerja usus.

5. Merokok dapat meredakan mulas

Beberapa perokok meyakini bahwa merokok dapat meredakan sakit perut, khususnya mulas. Kenyataannya, merokok justru dapat menambah rasa mulas.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau