Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Imunisasi Polio, Jenis, sampai Pemberiannya

Kompas.com - 21/11/2022, 14:15 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Imunisasi polio adalah salah satu cara mencegah penyakit polio agar tidak menimbulkan infeksi berat, kelumpuhan, sampai kematian.

Dilansir dari InfeksiEmergingKemenkes, polio adalah penyakit menular karena infeksi virus polio yang menyerang saraf sumsum tulang belakang.

Penyakit yang bisa menyebabkan gejala kelumpuhan ini bisa berbahaya, terutama bagi anak balita yang belum diberi imunisasi polio.

Simak penjelasan apa itu imunisasi polio, jenis, efek, sampai cara pemberiannyanya berikut ini.

Baca juga: Kenali Apa itu Polio, Penyebab, dan Gejalanya

Apa itu imunisasi polio?

Imunisasi polio adalah pemberian vaksin polio untuk membangun kekebalan di tubuh, terutama di usus dan darah dari penyakit menular ini.

Dilansir dari PrimayaHospital, penyakit ini berisiko menyebabkan wabah di suatu daerah dengan cakupan vakin polio yang rendah.

Ada tiga jenis virus penyebab polio yang bisa menular lewat kontak erat dengan penderita, lewat air liur dan ingus, serta kontamisasi sumber air bersih atau makanan tidak higienis dari kotoran BAB penderita polio.

Virus polio bisa masuk ke tubuh lewat mulut, lalu berkembang biak sampai ke saluran cerna, masuk ke aliran darah, lalu menyerang sel saraf sampai menyebabkan kelumpuhan.

Jika tidak diberi alat bantu pernapasan, penderita polio bisa meninggal dunia karena kelumpuhan otot di organ pernapasan.

Perlu diketahui, imunisasi polio bisa mencegah kelumpuhan sampai kematian akibat penyakit menular ini.

Dikutip dari SariPediatri, pemberian vaksin polio termasuk dalam program imunisasi dasar yang diberikan pemerintah.

Baca juga: Kemenkes Sebut Penularan Polio karena Kebersihan Lingkungan yang Buruk

Jenis imunisasi polio

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada dua jenis imunisasi polio yang jamak diberikan, yakni:

  • Imunisasi polio tetes

Imunisasi polio yang diteteskan ke mulut berupa pemberian vaksin berisi virus polio hidup yang dilemahkan.

Jenis vaksin polio ini dapat merangsang kekebalan usus dan darah untuk membentuk zat kekebalan atau antibodi saat menghadapi virus polio liar.

Ketika bayi atau anak terpapar virus polio liar, maka virus tersebut akan diserang oleh antibodi polio yang sudah terbentuk di usus dan darah anak. Sehingga, penyakit polio tidak membahayakan anak atau bayi.

Baca juga: Apa itu Imunisasi Campak Rubella, Manfaat, untuk Usia Berapa, Efeknya?

  • Imunisasi polio suntik

Imunisasi polio yang disuntikkan di lengan atau paha berupa pemberian vaksin berisi virus polio mati.

Jenis vaksin polio ini tidak dapat menimbulkan kekebalan di usus, tapi tetap dapat membentuk kekebalan di dalam darah.

Ketika bayi atau anak terpapat virus polio liar, virus bisa tetap masuk ke usus tapi tidak sampai menimbulkan infeksi berat karena sudah ada kekebalan di dalam darah.

Tapi, karena masih ada virus polio yang berkembang di usus, maka penyakit masih bisa menular lewat kotoran BAB penderita polio yang diberikan jenis imunisasi ini.

Oleh karena itu, jika masih ada kasus polio di di suatu daerah atau negara, maka setiap bayi dan anak-anak di sana harus diberi imunisasi polio tetes.

Bila di suatu daerah atau negara sudah lima tahun berturut-turut dinyatakan bebas polio, maka secara bertahap bisa dilakukan imunisasi polio suntik.

Di luar itu, imunisasi polio suntik dapat diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh lemah.

Misalkan karena mengonsumsi obat kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka panjang, penderita kanker, HIV/AIDS, atau tinggal serumah dengan pengidap penyakit kronis.

Baca juga: Apa itu Imunisasi PCV, Manfaat, Dosis, Pemberian Usia Berapa?

Cara pemberian imunisasi polio

Pemberian imunisasi polio dilakukan minimal empat kali. Waktu pemberiannya disesuaikan dengan jenisnya.

Untuk imunisasi polio tetes, pemberiannya dilakukan saat bayi lahir, ketika usianya 2, 4, 6, 18 bulan. Atau bisa juga saat bayi lahir, saat usia 2, 3, 4 bulan sesuai program pemerintah.

Untuk imunisasi polio suntik, pemberiannya dilakukan saat bayi berusia 2, 4, 6-18 bulan, serta anak berusia 6-8 tahun.

Apabila pemberian imunisasi polio terlambat diberikan karena anak sakit atau kondisi lainnya, tak perlu mengulang pemberian dari awal. Tapi, lanjutkan atau kejar imunisasinya dan segera lengkapi sesuai jadwal.

Demikian penjelasan imuniasi polio adalah, jenis, sampai cara pemberian imuniasi polio yang perlu diketahui.

Baca juga: 3 Penyakit Ancam Anak Indonesia, tapi Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com