Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2023, 13:30 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Henti jantung adalah salah satu kondisi yang akan mengancam nyawa ketika pertolongan pertama terlambat diberikan dalam beberapa detik saja.

Henti jantung terjadi ketika ada gangguan ritme jantung dan kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, namun ada beberapa penyebab yang akan meningkatkan risiko henti jantung.

Ketahui beberapa penyebab henti jantung berikut ini agar bisa meminimalisir risikonya dengan perawatan serta pengobatan yang tepat.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Henti Jantung, Penyebab, dan Gejalanya

Penyebab henti jantung

Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab utama henti jantung adalah irama denyut nadi yang tidak normal atau aritmia.

Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.

Kondisi ini dipicu oleh sistem konduksi jantung, yang mengatur ritme dan denyut jantung, tidak bekerja dengan baik.

Ketika seseorang mengalami aritmia, irama denyut jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan.

Henti jantung biasanya akan terjadi ketika terdapat gangguan pada bilik jantung yang membuatnya bekerja terlalu cepat sehingga malah tidak memompa darah sama sekali.

Henti jantung bisa menyerang siapa saja, termasuk orang-orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Namun, aritmia yang akan mengancam nyawa biasanya terjadi pada individu yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Disarikan dari American Heart Association dan Mayo Clinic, berikut adalah beberapa penyebab henti jantung yang perlu diwaspadai:

  • Penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol atau endapan lain di dalam pembuluh darah sehingga membuat aliran darah ke jantung terhambat
  • Serangan jantung bisa memicu henti jantung serta melukai jaringan yang akan menyebabkan aritmia
  • Kardiomiopati atau kelainan otot jantung yang membuatnya melebar atau menebal sehingga menyebabkan aritmia jantung
  • Penyakit katup jantung yang melebar atau melemah sehingga meningkatkan risiko aritmia
  • Penyakit jantung bawaan yang bisa menyerang anak kecil dan orang dewasa
  • Kelainan sistem konduksi jantung, seperti sindrom Brugada dan long QT syndrome
  • Konsumsi obat penyakit jantung tertentu yang bisa meningkatkan jumlah kalium dan magnesium di dalam tubuh sehingga memicu aritmia dan henti jantung
  • Kelainan pembuluh darah, khususnya pada arteri dan aorta
  • Konsumsi obat-obatan terlarang yang bisa memicu henti jantung pada individu yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung

Mengetahui penyebab henti jantung tersebut bisa menjadi tindakan pencegahan sehingga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara teratur dan mengonsumsi obat yang diberikan untuk meminimalisir risiko henti jantung.

Baca juga: 8 Gejala Henti Jantung yang Perlu Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com