Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tanda Bahaya Demam Berdarah pada Anak-anak, Orangtua Perlu Tahu

Kompas.com - 27/01/2023, 06:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Demam berdarah adalah penyakit yang kerap menyerang anak-anak akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Masa inkubasi penyakit demam berdarah yaitu antara 3-14 hari (paling sering 4-7 hari) setelah gigitan. Kemudian baru mulai timbul gejala-gejala penyakit.

Baca juga: Cara Pengobatan dan Perawatan Demam Berdarah pada Bayi

Gejala demam berdarah pada anak-anak sulit dikenali karena hampir mirip dengan tanda-tanda demam biasa atau flu. Dikutip dari CDC, gejala demam berdarah pada anak di antaranya:

  • Kenaikan suhu tubuh
  • Mata cekung
  • Rewel, menangis tanpa air mata
  • Kurang berenergi.

Selain itu, ada beberapa tanda bahaya infeksi dengue pada anak-anak yang perlu diketahui orangua. Apa saja?

Tanda bahaya demam berdarah pada anak-anak

Dilansir dari Antara pada Jumat (27/01/22), dokter spesialis anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp. A (K), IBCLC, mengimbau agar orangtua mewaspadai tanda bahaya infeksi dengue atau demam berdarah yang terjadi pada anak-anak.

Mulya menyebut, tanda bahaya dari infeksi dengue yang perlu diwaspadai biasanya muncul setelah hari ketiga di fase kritis.

Berikut beberapa tanda bahaya demam berdarah pada anak-anak menurut penjelasan dokter Mulya:

  • Suhu tubuh mengalami penurunan

Setelah terinfeksi dengue, anak-anak jamak mengalami demam atau kenaikan suhu tubuh. Kemudian, suhu tubuh anak akan turun atau kembali normal setelah hari ketiga.

Baca juga: 8 Gejala Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Diwaspadai

Meski suhu tubuh mengalami penurunan kondisi tersebut tetap harus diwaspadai. Pasalnya, fase kritis dengue justru terjadi pada hari ketiga hingga keenam.

Mulya menyarankan agar orangtua tetap mengecek suhu tubuh anak secara berkala.

  • Anak kehilangan napsu makan

Demam berdarah menyebabkan anak-anak kehilangan napsu makan dan minum. Kondisinya akan semakin memburuk apabila disertai dengan muntah terus menerus.

Kondisi tersebut dapat memicu anak-anak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Orangtua sebaiknya tetap berusaha memberi asupan cairan untuk sang buah hati.

Apabila anak tidak bisa menerima asupan cairan dan terus memuntahkannya, Mulya mengimbau agar orangtua segera membawa si kecil ke rumah sakit.

  • Lemas

Lemas dan terlalu banyak tidur juga bisa menjadi tanda-tanda darurat infeksi dengue pada anak yang perlu dipahami orangtua.

Lemas bisa dipicu karena anak-anak kehilangan napsu makan, muntah-muntah, hingga dehidrasi sehingga perlu segera ditangani.

Baca juga: 5 Cara Pengobatan Demam Berdarah (DBD), Apa Saja?

  • Pendarahan

Anak-anak penderita demam berdarah berisiko mengalami pendarahan di berbagai area tubuh, termasuk hidung atau disebut mimisan.

Pendarahan ini disebabkan karena dinding pembuluh darah yang melemah sehingga memicu kebocoran plasma darah. Pendarahan dapat semakin parah karena trombosit pasien yang rendah.

  • Kulit kaki dingin dan lembab

Fase kritis demam berdarah juga ditandai dengan kulit kaki dingin, lembab, hingga kaku.

  • Kejang dan penurunan kesadaran

Risiko kejang saat demam berdarah lebih tinggi terjadi pada anak yang sebelumnya memiliki riwayat kejang.

Orangtua perlu sehingga membawa anaknya ke dokter jika mengalami kejang di fase kritis demam berdarah serta tanda-tanda penurunan kesadaran.

Dengan mengenali tanda bahaya demam berdarah pada anak, orangtua dapat segera mencari pertolongan medis agar si kecil segera pulih total.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com