KOMPAS.com - Abu vulkanik dapat sangat berbahaya bagi anak-anak, orang dewasa, dan orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma dan bronkitis.
Hal ini karena seperti yang dikutip dari Teach The Earth, abu vulkanik mengandung partikel dan gas sebagai berikut:
Baca juga: 4 Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan yang Harus Diwaspadai
Oleh karena itu, potensi bahaya abu vulkanik untuk kesehatan dapat meliputi:
Baca juga: 3 Penyakit Akibat Paparan Abu Vulkanik yang Perlu Diwaspadai
Sementara, salah satu bahaya abu vulkanik untuk kesehatan jangka panjang adalah silikosis.
Silikosis adalah penyakit yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, akibat paparan partikel silika kristal.
Mineral yang berasosiasi dengan silikosis meliputi kuarsa, kristobalit, dan tridimit, semuanya berpotensi terdapat dalam abu vulkanik.
Lalu, adakah cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah paparan abu vulkanik saat terjadi letusan gunung berapi?
Mengutip International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), berikut langkah-langkah mencegah bahaya abu vulkanik untuk kesehatan:
Baca juga: Solusi Cegah Bahaya Abu Vulkanik Ketika Masker Sedang Langka
Keefektifan penggunaan masker bergantung pada 2 faktor, yaitu:
Anda perlu memperhatikan tanda-tanda gangguan pernapasan setelah paparan abu vulkanik.
Jika Anda mengalami batuk terus-menerus atau sesak napas atau nyeri dada, Anda perlu periksa ke dokter, seperti yang dikutip dari Ameriacan Lung Association.
Gejala gangguan pernapasan karena abu vulkanik dapat muncul selambat-lambatnya 24 hingga 48 jam setelah paparan.
Abu dapat tertinggal di area selama beberapa hari setelah peristiwa letusan gunung berapi berakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.