KOMPAS.com - Penyakit jantung rematik (PJR) atau Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah kerusakan katup jantung akibat demam rematik.
Penyakit jantung rematik paling sering terjadi pada anak-anak dengan infeksi streptococcus, terutama yang sulit mendapatkan pelayanan medis dan obat antibiotik.
Baca juga: Mengenal Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung rematik dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk gagal jantung dan peningkatan risiko serangan stroke.
Untuk mengetahui lebih dalam terkait penyakit jantung rematik, simak penjelasan berikut.
Penyebab penyakit jantung rematik adalah peradangan katup jantung akibat demam rematik yang dipicu oleh respons autoimun terhadap bakteri Group A Streptococcus (GAS).
Untuk diketahui, demam rematik merupakan penyakit imflamasi atau peradangan dipicu oleh infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernapasan bagian atas.
Demam rematik paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5-15 tahun. Gejala demam rematik biasanya muncul 14-28 hari setelah infeksi.
Tanda-tanda demam rematik akut, antara lain:
Jika tidak diobati, peradangan akibat demam rematik dapat menyebabkan penyakit jantung rematik, kerusakan katup jantung permanen, dan masalah kesehatan yang serius.
Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh Sendiri? Begini Jawaban Ahli
Peradangan yang berkelanjutan juga menyebabkan jaringan parut dan penyempitan katup jantung. Padahal, katup jantung berfungsi untuk mengontrol aliran darah.
Jika katup tidak bekerja secara optimal, darah akan mengalir ke belakang jantung, bukan keluar organ vital tersebut.
Ahli kardiologi anak dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) menjelaskan bahwa gejala penyakit jantung rematik yang umumnya menyerang anak-anak dapat dimulai dari radang tenggorokan, nyeri saat menelan, hingga demam tinggi.
"Penyakit jantung rematik biasanya didahului dengan demam rematik akut. Biasanya, diawali dengan radang tenggorokan, nyeri menelan yang hebat, demam tinggi, dan kalau diperiksa, kelenjar amandel penuh dengan putih-putih," ungkap dokter Piprim, seperti dikutip dari Antara pada Jumat (17/3/2023).
Menurut Piprim, jika anak sudah didiagnosis menderita demam rematik akut, orangtua perlu segera melakukan pencegahan agar tidak kambuh di kemudian hari dan berkembang menjadi penyakit jantung rematik.
Dokter biasanya akan memberi obat antibiotik berupa penisilin atau sesuai kondisi pasien.
Dikutip dari Cleveland Clinic, selain didahului dengan demam rematik akut, gejala penyakit jantung rematik juga dapat berupa:
Baca juga: Makanan Manis Berlebihan Picu Penyakit Jantung, Kok Bisa?
Penyakit jantung dapat dicegah dengan melakukan pengobatan jika anak mengalami infeksi bakteri Group A Streptococcus (GAS).
Pengobatan GAS dilakukan dengan pemberian antibiotik. Anak yang dinyatakan sembuh dari infeksi bakteri Streptococcus bahkan masih harus mengonsumsi antibiotik secara berkala tiap 3 minggu.
AHA (American Heart Association) merekomendasikan pasien dengan demam rematik tanpa gejala jantung untuk menerima profilaksis antibiotik selama 5 tahun atau sampai berusia 21 tahun.
Sementara itu, bila ada gejala jantung konsumsi obat antibiotik bisa selama 10 tahun atau sampai usia 40 tahun.
Apabila sudah terjadi Penyakit Jantung Rematik dengan segala komplikasinya maka dilakukan pencegahan tersier untuk mengurangi progresivitas penyakit dan mengurangi gejala dengan obat-obatan serta tindakan khusus seperti operasi katup jantung.
Setelah mengetahui apa itu penyakit jantung rematik, penyebab, gejala, hingga pencegahannya, orangtua sebaiknya tak menyepelekan demam pada anak.
Terlebih, jika demam tersebut disertai dengan nyeri dada, ruam kulit, sendi terasa panas dan membengkak, hingga benjolan di bawah kulit.
Baca juga: 6 Tanda-tanda Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.