Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anis Fuad
Dosen dan Peneliti

Anis peneliti dalam bidang informatika kesehatan populasi di Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kompetensi Telemedisin dalam Pendidikan Dokter

Kompas.com - 31/05/2023, 08:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Melihat kondisi Indonesia yang masih menghadapi tantangan distribusi dokter yang tidak merata, pengembangan kompetensi telemedisin pada mahasiswa kedokteran akan memberikan manfaat yang signifikan. Dengan adanya kompetensi ini, para calon dokter berpotensi membantu mengatasi kesenjangan akses pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan meningkatkan kualitas pelayanan melalui telemedisin.

Baca juga: Layanan Telemedisin Dikeluhkan Lambat, Ini Respons Kemenkes

Kompetensi yang juga perlu ditumbuhkan adalah pengembangan jiwa technopreneurship kesehatan. Dengan masih luasnya ruang pengembangan telemedisin, memadukan inovasi telemedisin dalam konteks riset juga potensial. Dengan demikian, mahasiswa tertarik untuk mengembangkan riset serta evaluasi untuk mengkaji kelemahan dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas praktik telemedicine yang ada.

Perlu Aturan Rinci

Selain itu, penting juga untuk dicatat bahwa telemedisin dapat memfasilitasi telekonsultasi lintas negara. Hal ini menjadi relevan mengingat masih tingginya masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan kesehatan di luar negeri.

Sayangnya, aturan rinci mengenai berbagai aspek telemedisin, termasuk untuk telekonsultasi lintas negeri belum tersedia. Upaya pemerintah yang sedang mengusulkan RUU Kesehatan memberi kesempatan pengaturan praktik telemedisin yang lebih luas untuk memberikan pelindungan, jaminan pelaksanaan (dalam konteks Jaminan Kesehatan Nasional), ragam praktik telemedisin, standar mutu, ekosistem penyelenggara layanan telemedisin sampai dengan ruang inovasi dan risetnya.

Dengan perkembangan pesat telemedisin dan tantangan distribusi dokter yang tidak merata di Indonesia, pentingnya kompetensi telemedisin dalam kurikulum pendidikan dokter menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. Mahasiswa kedokteran perlu dilengkapi dengan pengetahuan, keterampilan, dan etika yang diperlukan untuk mempraktikkan telemedisin  secara efektif.

Inovasi pembelajaran terkait telemedisin dapat dilakukan oleh berbagai program pendidkan kedokteran yang selanjutnya dapat dievaluasi untuk direkomendasikan kepada kementerian terkait (Kesehatan dan Pendidikan).

Sebagai layanan jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi, penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk memastikan tersedianya infrastruktur komunikasi yang memadai secara merata untuk mendukung penerapan telemedisin di seluruh wilayah Indonesia.

Keandalan jaringan internet dan kecepatan akses menjadi faktor kunci dalam kesuksesan implementasi telemedisin. Semoga semangat pengembangan telemedisin tetap terjaga, tidak luntur oleh kasus korupsi pengadaan jaringan komunikasi di Kementerian Komunikasi dan Informatika baru-baru ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau