KOMPAS.com - Berat badan lahir rendah (BBLR) bisa mengakibatkan masalah tumbuh kembang pada anak.
Gangguan perkembangan fisik, pertumbuhan terhambat, imunitas rendah merupakan contoh kondisi yang mengancam bayi yang lahir dengan berat badan di bawah rata-rata.
Baca juga: 4 Hal Ini Bisa Jadi Tanda Hamil Bayi Kembar
Karena itu, para calon orangtua perlu mengetahui macam-macam pemicu berat badan lahir rendah pada bayi. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui apa itu BBLR dan penyebabnya.
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi ketika seorang anak lahir dengan berat di bawah 2500 gram atau sekitar 1500-2499 gram.
Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya terlihat lebih kurus karena memiliki sedikit lemak.
BBLR juga menyebabkan kepala bayi tampak lebih besar dibandingkan dengan anggota tubuh lainnya.
Selain BBLR, bayi dengan berat badan di bawah normal juga dikelompokkan menjadi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) dan berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR).
Baca juga: Umur Berapa Bayi Belajar Berjalan? Begini Penjelasan Dokter Anak
Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) hanya memiliki berat antara 1000-1499 gram.
Sementara itu, si kecil masuk ke dalam kelompok berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) jika kurang dari 1000 gram.
Jadi, bayi dikatakan memiliki berat badan lahir rendah jika beratnya di bawah 2500 gram. Sementara, berat badan lahir bayi yang normal yaitu 2500 gram atau lebih.
Calon ayah dan ibu perlu mengetahui apa saja penyebab BBLR pada si kecil untuk mencegah masalah terkait tumbuh kembang.
Dilansir dari Momjunction, berikut pemicu berat badan lahir rendah pada bayi yang perlu diketahui calon orangtua:
Untuk diketahui, berat badan bayi mengalami pelonjakan di akhir masa kehamilan atau setelah minggu ke-37.
Karena itu, bayi yang lahir kurang dari 37 minggu atau prematur memiliki waktu yang lebih sedikit untuk tumbuh dan berkembang di dalam rahim sang ibu.
Itu sebabnya, si kecil yang lahir prematur mempunyai BBLR atau tidak mencapai berat badan normal.
Baca juga: 3 Akibat Kekurangan Vitamin K pada Bayi
Kehamilan kembar berisiko mengakibatkan si kecil lahir dengan berat badan lahir rendah di bawah 2500 gram.
Hal ini karena bayi perlu berbagi nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada ibu hamil bisa menganggu aliran darah dari plasenta menuju janin.
Kondisi tersebut jika dibiarkan bisa memicu berat badan bayi lahir lebih rendah.
Nikotin dari rokok, alkohol pada miras, hingga narkotika selama kehamilan akan menghambat pertumbuhan bayi di dalam rahim.
Zat-zat yang terkandung pada rokok, minuman keras, dan psikotropika dapat melepas senyawa kimia berbahaya di dalam plasenta.
Akibatnya, suplai oksigen ke bayi akan terhambat dan akhirnya si kecil lahir dengan berat badan di bawah rata-rata.
Kebiasaan merokok, minum miras, dan narkotika juga dapat meningkatkan risiko lahir mati dan kelainan bawaan atau cacat lahir.
Baca juga: 3 Penyebab Sindrom Bayi Terguncang yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Plasenta atau yang kerap kita sebut sebagai ari-ari merupakan organ yang tumbuh dan berkembang pada rahim ibu hamil.
Dikutip dari Siloam Hospitals, plasenta memiliki fungsi penting yaitu menyalurkan nutrisi dan oksigen kepada janin.
Pada awal kehamilan, plasenta terletak di bagian bawah rahim. Seiring dengan pertumbuhan janin, plasenta akan berada di bagian atas rongga rahim.
Pada kasus tertentu, plasenta bisa saja terletak di bagian bawah sehingga menutupi leher rahim. Kondisi itu disebut sebagai plasenta previa.
Ibu hamil dengan plasenta previa berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pasalnya, komplikasi kehamilan ini dapat menghambat perkembangan janin.
Selain plasenta previa, insufiensi plasenta (ari-ari tidak berkembang atau rusak) juga dapat menjadi faktor penyebab berat badan lahir rendah.
Baca juga: Asbestos, Monster Pembunuh dalam Bedak Bayi
Setelah mengetahui pemicu berat badan lahir rendah pada bayi, para orangtua yang sedang menantikan momongan dapat melakukan antisipasi agar bayinya dapat lahir dengan berat badan normal.
Konsumsi makanan bergizi dan suplemen kehamilan, menghindari asap rokok, dan istirahat cukup selama hamil dapat dilakukan agar janin di dalam kandungan bisa tumbuh secara optimal.
Selain itu, ibu hamil juga perlu memantau pertambahan berat badan janin lewat pemeriksaan USG bersama dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.