Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Air Bersih Terhadap Stunting yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 30/06/2023, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak faktor penyebab stunting, salah satunya air bersih.

Menurut National Library of Medicine, stunting adalah masalah yang kompleks.

Penyebab stunting bersifat multifaktorial dan saling terkait, mencakup bidang biologis, sosial, dan lingkungan.

Studi menunjukkan bahwa kondisi air, sanitasi, dan kebersihan lingkungan yang buruk memiliki efek merugikan secara signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sehingga, perbaikan ketersediaan air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan dianggap berkontribusi secara signifikan untuk mengurangi prevalensi stunting secara global.

Baca juga: Mengenal Apa itu Stunting, Penyebab, dan Ciri-cirinya

Bagaimana dampak air bersih terhadap stunting?

Prof.dr. Damayanti R Sjarif, Ph.D,Sp.A(K) menerangkan bahwa air bersih memengaruhi stunting secara tidak langsung.

Air bersih dibutuhkan untuk menjaga kesehatan anak secara keseluruhan.

Jika kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi, mandi, cuci, kakus tercemar, anak berisiko terpapar infeksi penyakit.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), air yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk terkait dengan penularan penyakit, seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, tifus, dan polio.

Jika anak menderita penyakit tersebut, kebutuhan gizinya meningkat dari normal.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Jadi Faktor Penyebab Stunting, Kok Bisa?

Menurut Our World in Data, itu karena anak membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi tidak hanya untuk tumbuh, tetapi juga untuk melawan infeksi.

Penyerapan nutrisi juga mungkin akan terpengaruh. Misalnya, jika ia berulang kali mengalami penyakit diare, kemampuannya untuk mempertahankan nutrisi akan sangat menurun.

Jika kebutuhan gizi anak tersebut tidak terpenuhi, Prof. Damayanti mengatakan bahwa anak tersebut dapat mengalami kekurangan gizi.

Kekurangan gizi yang berlangsung lama dan parah (kronis) pada akhirnya dapat menyebabkan stunting.

"Sehingga, sering sekali program penanganan stunting dikaitkan dengan pengadaan jamban dan air bersih," ucapnya kepada Kompas.com pada Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Penyebab Stunting: Kekurangan Gizi Kronis pada Anak Jadi Faktor Utama

Meski pengadaan jamban dan air bersih penting, ia menambahkan itu bukan faktor utama stunting.

"Kalau pengadaan sanitasi bersih dilakukan, tetapi anak tidak dikasih makan, tetap saja stunting. Jadi, subjek yang harus diperhatikan adalah si anak," terangnya.

Ia menuturkan bahwa stunting adalah balita yang perawakannya pendek yang dibuktikan dengan pemeriksaan tinggi badan menurut umur dan diplot digrafik WHO itu di bawah minus 2 standar deviasi (-2SD).

Anak mengalami stunting penyebab utamanya adalah kekurangan gizi kronik atau kekurangan gizi berulang di 1.000 hari pertama kehidupannya.

Baca juga: Fungsi Asam Amino Esensial untuk Mencegah Stunting

"Anak pendek stunting, hanya jika ia pendek karena gizi kronik," tandasnya.

Jadi untuk mencegah stunting, menurut Our World in Data, hal pertama yang penting adalah kita harus memastikan ibu memiliki gizi dan kesehatan yang baik sebelum dan selama masa kehamilan.

Kemudian, seorang anak harus memiliki akses ke makanan yang cukup dan bergizi.

Sealin itu, ia harus memiliki akses ke fasilitas air bersih, sanitasi, dan kebersihan untuk mencegah infeksi.

Selanjutnya, ia harus memiliki akses pengobatan yang memadai untuk pulih dengan cepat dari penyakit dan kesehatan yang buruk.

Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com