Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2023, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan seks untuk anak penting untuk mencegahnya dari penyimpangan seksual.

Berbicara soal seks pada anak dianggap tabu bagi sebagian besar orangtua, terutama mungkin mereka yang kelahiran tahun 1970, 1980, dan 1990-an.

Baca juga: Apa Itu Infeksi Menular Seksual, Jenis, dan Tanda-tandanya

Dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes, mengatakan bahwa orangtua perlu mengubah mindset-nya.

Menurutnya, orangtua bisa berbicara soal seks pada anak dengan pendekatan yang sainstifik dari hal yang sederhana untuk edukasi.

"Di era informasi yang semakin terbuka seperti sekarang ini, pendidikan seks menjadi hal yang sangat penting, sama seperti pendidikan agama," kata dr. Ardiansjah kepada Kompas.com pada Kamis (13/7/2023).

Baca juga: Gejala Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Suka Muncul Diam-diam

Apa itu pendidikan seks?

Untuk diketahui dahulu bahwa seks adalah istilah yang merujuk pada jenis kelamin, yang membedakan pria dan wanita secara biologis, seperti yang dirujuk dari Kementerian Kesehatan RI.

Sehingga, pendidikan seks bisa menjelaskan tentang mengapa organ tubuh laki-laki berbeda dengan perempuan.

Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pendidikan seks harus diberikan secara komprehensif.

Sehingga, pendidikan seks yang komprehensif (CSE) adalah ilmu yang memberikan kaum muda informasi akurat dan sesuai usia tentang seksualitas serta kesehatan seksual dan reproduksi mereka.

Baca juga: Awas, Penyakit Menular Seksual Bisa Jadi Pintu Masuk HIV

Topik yang mencakup pendidikan seks komprehensif bisa meliputi otonomi tubuh, anatomi organ genital dan reproduksi, pubertas, kontrasepsi, kehamilan, dan infeksi menular seksual (sifilis, HIV, dan semacamnya).

Pendidikan seksualitas dianggap penting untuk membekali anak-anak dan remaja dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang membantu mereka melindungi kesehatan organ genital mereka.

Selain itu, berguna juga untuk mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang saling menghormati, membuat pilihan yang bertanggung jawab, dan memahami serta melindungi hak-hak orang lain.

Baca juga: Kekerasan dan Pelecehan Seksual Picu Tekanan Darah Tinggi pada Wanita

Bagaimana memberikan pendidikan seks untuk anak?

Ardiansjah sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi mengatakan bahwa pendidikan seks untuk anak dapat dimulai dengan mengenalkan nama organ genital secara sainstifik.

"Ketika anak usia 3 atau 4 tahun, yang mana mereka mengerti ingin buang air kecil, sudah bisa mulai dikenalkan organ genital dengan nama sebenarnya," ujarnya.

Menurutnya, pengenalan nama organ genital yang benar itu penting sama seperti mengenalkan kepala, tangan, dan kaki kepada anak.

"Tidak perlu mengubah nama organ genital itu dengan nama macam-macam. Tidak ada salahnya orangtua mengubah mindset bahwa nama-nama organ genital yang sebenarnya adalah kata baku, bukan kata-kata yang jorok," ucapnya.

Baca juga: 3 Tanda-tanda Kekerasan Seksual pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Setelah sekolah dasar atau masuk masa praremaja, anak sudah bisa mulai diedukasi tentang fungsi organ genitalnya dan cara menjaga kebersihannya lebih detail. 

Misalnya, orangtua bisa mengedukasi tentang adanya masa menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. 

"Hal semacam itu sifatnya individualistik. Mungkin anak akan malu cerita ke teman, tapi biasanya dia lebih nyaman cerita ke temannya dari pada orangtuanya. Orangtua harus bisa membalikkan keadaan itu, karena kalau dia ngomong ke temannya, bisa blunder. Yang didapat bukan edukasi, tetapi hal-hal negatif," tuturnya. 

Ketidakterbukaan orangtua tentang pendidikan seks pada anak, akan membuat pembicaraan terkait masalah organ genital itu menjadi tabu dan tidak nyaman. Padahal, orangtua adalah lembaga pendidikan pertama bagi anak-anaknya, termasuk pendidikan seks. 

"Anak yang tidak nyaman dengan orangtuanya akhirnya akan mencari tahu sendiri. Kalau zaman dulu susah anak-anak untuk mencari tahu, tapi zaman sekarang gampangnya bukan main," ungkapnya.

Baca juga: Sebabkan Trauma Mendalam, Begini Cara Bantu Korban Kekerasan Seksual

"Itu bisa berbahaya karena rentan terkena paparan kekerasan seksual," lanjutnya.

Penyimpangan atau kekerasan seksual pada anak saat ini sangat beragam bentuknya, menurutnya orangtua bisa mudah terkecoh.

Itu karena tidak sedikit penyimpangan seksual yang disisipkan dalam konten anak, bisa dari ilustrasi gambar atau alur ceritanya.

"Saya rasa semua orang tua yang punya anak mungkin sudah dengar bahwa dari game-game kartun pun sudah dimasuki pengenalan (penyimpangan atau kekerasan seksual)," ungkapnya.

Menurutnya, pendidikan seks untuk anak sejak dini dari orangtua bisa menjadi cara mencegah anak terkena paparan penyimpangan dan kekerasan seksual seperti itu.

Baca juga: Tak Hanya Seks Penetrasi, Foreplay Juga Bisa Sebabkan Kehamilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com