Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2023, 16:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - Orangtua yang sedang menantikan kelahiran buah hati perlu waspada akan kemungkinan berat badan lahir rendah (BBLR).

Ya, bayi memang lahir dengan berat tubuh yang berbeda-beda. Bayi baru lahir dikatakan memiliki berat badan yang normal apabila bobotnya minimal 2500 gram.

Baca juga: 12 Dampak Berat Badan Lahir Rendah Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Apabila si kecil lahir dengan berat di bawah 2500 gram, itu berarti bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Simak penjelasan berikut untuk mengetahui definisi BBLR, faktor penyebab, hingga cara merawat bayi dengan berat badan lahir rendah.

Definisi berat badan lahir rendah (BBLR)

Dikutip dari Promkes Kemkes, berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi saat bayi yang baru lahir memiliki berat kurang dari 2500 gram.

Selain dilihat dari berat badannya, BBLR juga bisa dilihat dari ukuran panjang, lingkar kepalanya, dan lingkar dadanya.

Bayi dengan BBLR umumnya memiliki panjang tubuh di bawah 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 30 cm.

Bayi dengan BBLR umumnya memerlukan serangkaian perawatan medis yang tepat untuk memastikan tumbuh kembang di kecil hingga mencapai bobot aman.

Penyebab berat badan lahir rendah (BBLR)

Dilansir dari Healthline, kondisi paling umum yang menyebabkan bayi BBLR yaitu kelahiran prematur.

Bayi dikatakan lahir prematur jika proses persalinan terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Persalinan prematur membuat bayi tidak mengalami fase percepatan pertumbuhan di dalam rahim sang ibu yang terjadi pada tahap akhir kehamilan atau trimester ketiga.

Karena itu, sebagian besar bayi prematur memiliki ukuran tubuh yang lebih rendah dan mengalami BBLR.

Baca juga: 5 Pemicu Berat Badan Lahir Rendah pada Bayi

Selain karena kelahiran prematur, berat badan lahir rendah juga bisa disebabkan karena masalah medis selama kehamilan, seperti preeklamsia, gangguan perkembangan janin, hingga masalah pada plasenta.

Masalah kesehatan yang bisa menjadi penyebab bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) bisa dipicu oleh beberapa faktor risiko, antara lain:

  • Ibu hamil tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan
  • Ibu menderita infeksi selama kehamilan
  • Kehamilan kembar
  • Kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, dan konsumsi alkohol
  • Ibu berusia di bawah 15 tahun atau lebih dari 35 tahun ketika mengandung
  • Pelayanan prenatal yang kurang memadai

Perawatan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah

Melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin menimbulkan perasaan bersalah dan tidak berdaya pada ayah dan ibu.

Untungnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk merawat bayi BBLR agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal, antara lain:

  • Perawatan di unit perawatan intensif neonatal (NICU)

Bayi BBLR biasanya menjalani rawat terpisah dari sang ibu. Si kecil akan dirawat oleh dokter spesialis anak di NICU.

Bayi dengan berat badan lahir rendah akan tidur di kasur dengan suhu tang terkendali.

Pemberian makanan khusus mungkin diperlukan melalui selang ke perut atau infus, jika bayi tidak bisa menyusu.

Baca juga: Bayi Berat Lahir Rendah

  • Berikan ASI

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir, baik bayi yang dilahirkan cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (prematur).

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI memberikan banyak keuntungan fisiologis maupun emosional.

Bayi dengan BBLR yang lahir prematur dan diberi ASI akan segera bertambah berat badannya.

Hal ini karena komposisi ASI 4 minggu awal pada ibu yang melahirkan prematur memiliki lemak yang lebih banyak dibandingkan busui yang melahirkan bayi cukup bulan.

Pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui langsung dari payudara, menggunakan cup feeder, atau disendokkan.

  • Lakukan kontak skin-to-skin

Sebuah penelitian di Harvard University menunjukkan manfaat kontak dari kulit ibu ke kulit bayi yaitu dapat menurunkan risiko kematian pada bayi BBLR.

Namun, para ibu perlu bersabar jika si kecil perlu menjalani perawatan medis terlebih dahulu di NICU.

Baca juga: Ketahui 2 Bahaya Air Putih untuk Bayi 6 Bulan ke Bawah

  • Konsultasi rutin dengan dokter anak

Setelah bayi BBLR menjalani perawatan di rumah sakit pasca persalinan, orangtua biasanya disarankan untuk membawa si kecil rutin kontrol atau berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

  • Pantau tumbuh kembang bayi

Ayah dan ibu perlu memerhatikan pertumbuhan dan perkembangan bayi BBLR, salah satunya dengan mengajak si kecil ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya, diukur tinggi, lingkar lengan, hingga lingkar kepala.

  • Pastikan bayi tidur di tempat yang aman

Dikutip dari The Bump, bayi dengan berat badan lahir rendah rentan mengalami Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS).

Untuk mencegah SIDS, orangtua perlu menjaga keamanan dan kenyamanan ruang tidur buah hati Anda.

Menurut rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), bayi BBLR sebaiknya tidur dala posisi telentang di permukaan yang rata dan kokoh.

Kemudian, singkirkan semua barang-barang di area kasur, seperti bantal, guling, selimut, boneka, atau mainan lain.

Anda sebaiknya juga membiarkan bayi tetap tidur satu kamar dengan sang ibu setidaknya hingga si kecil berumur 6 bulan.

Baca juga: 8 Penyebab Bayi Tidak Mau Minum ASI dan Cara Mengatasinya

Dengan mengetahui definisi berat badan lahir rendah, penyebab, faktor risiko, hingga cara merawat bayi BBLR, orangtua dapat lebih mewaspadai kemungkinan BBLR.

Berat badan lahir rendah bisa memberi dampak negatif, seperti bayi kesulitan bernapas, risiko pendarahan otak, gangguan belajar, hingga kematian mendadak.

Karena itu, orangtua perlu mengikuti prosedur medis dari dokter di rumah sakit apabila bayi lahir dengan berat badan di bawah 2500 gram.

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah juga harus selalu dipantau agar bisa bertumbuh dan berkembang secara optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com