Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standar Indeks Kualitas Udara yang Buruk sampai Baik untuk Kesehatan

Kompas.com - 15/08/2023, 07:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Mengetahui standar indeks kualitas udara yang buruk sampai baik dapat menjadi panduan untuk meminimalkan dampak polusi udara pada kesehatan.

Untuk memantau kualitas udara, Anda dapat menggunakan acuan indeks standar pencemaran udara atau ISPU.

Perhitungan ISPU jamak menggunakan beberapa parameter atau indikator zat pencermar udara, di antaranya PM 10, PM 2,5,,NO 2, SO 2, CO, O3, dan HC.

Baca juga: Selain ISPA, Kualitas Udara Buruk Bisa Jadi Penyebab Serangan Jantung

Bagaimana standar indeks kualitas udara yang buruk sampai baik untuk kesehatan?

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada 5 rentang indeks kualitas udara dari yang tingkatnya berbahaya, sangat buruk, buruk, sedang, dan baik untuk kesehatan.

Berikut standar indeks kualitas udara menurut acuan ISPU dan artinya:

  • Kategori berbahaya

Skor di atas 301: kualitas udara sangat merugikan kesehatan dan kondisinya sudah memerlukan penanganan cepat.

  • Sangat buruk

Skor antara 201 sampai 300: dampak kualitas udara meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan manusia.

  • Buruk

Skor antara 101 sampai 200: kualitas udara mulai merugikan kesehatan manusia.

  • Sedang

Skor antara 51 sampai 100: kualitas udara mulai menurun tapi masih dapat ditoleransi kesehatan manusia.

  • Baik

Skor antara 1 sampai 50: kualitas udara sangat baik dan tidak menimbulkan dampak negatif pada kesehatan.

Baca juga: Mengapa Kualitas Udara Berpengaruh pada Kesehatan Sistem Pernapasan?

Apa saja dampak kualitas udara buruk pada kesehatan?

Menurut beberapa penelitian, kualitas udara buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, di antaranya:

  • Infeksi saluran pernapasan atas yang ditandai batuk, sakit tenggorokan, mengi, atau sesak napas
  • Penurunan fungsi paru akut atau terjadi secara tiba-tiba tapi bisa disembuhkan jika diobati dengan tepat
  • Peradangan pada saluran udara dan paru-paru atau pneumonia
  • Menghambat pertumbuhan paru-paru pada anak di masa awal kehidupan
  • Meningkatkan risiko penyakit paru-paru kronis, TBC, asma, sampai kanker paru
  • Meningkatkan risiko kematian dini, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh lemah seperti penderita penyakit paru, penyakit jantung, anak balita, penderita diabetes, atau pengidap penyakit kronis

Risiko kesehatan tersebut bisa berbeda-beda pada setiap orang. Tergantung beberapa faktor, seperti usia, kondisi kesehatan secara umum, faktor sosial dan ekonomi, dll.

Gunakan standar indeks kualitas udara yang buruk sampai baik di atas sebagai panduan untuk meminimalkan dampak polusi udara. Untuk mengetahui perkiraan angkanya, Anda dapat mengecek kualitas udara secara online lewat beberapa aplikasi.

Baca juga: Ahli Ungkap Penyebab Kualitas Udara Buruk Dipengaruhi Musim Kemarau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Health
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
BrandzView
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Health
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Health
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Health
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Health
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Health
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Health
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Health
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Health
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau