KOMPAS.com - Minum lebih banyak air adalah salah satu strategi yang banyak dilakukan orang untuk menurunkan berat badan.
Mereka percaya bahwa minum akan merangsang keinginan buang air kecil. Hal itulah yang akan membantu menghilangkan lemak tubuh.
Lantas, apakah buang air kecil benar-benar bisa menurunkan berat badan? Sebelum menyimak jawabannya, kenali dulu proses pembentukan urine di dalam tubuh.
Sebenarnya, saluran kemih manusia yang mengatur kapan saatnya membuang kelebihan cairan dan limbah dari tubuh.
Saluran kemih ini terdiri dari beberapa organ, termasuk ginjal, kandung kemih, uretra, dan ureter.
Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring darah agar menghasilkan urine, yang diangkut ke kandung kemih oleh tabung otot tipis yang dikenal sebagai ureter.
Kandung kemih adalah organ berongga yang perlahan mengembang saat terisi dengan urine.
Diperkirakan kandung kemih dapat menampung hingga 475 mL urin.
Saat kandung kemih Anda mulai terisi, ia mengirimkan sinyal ke otak Anda yang menunjukkan bahwa sudah waktunya buang air kecil.
Kemudian urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra dengan mengendurkan sfingter internal dan eksternal, yaitu otot yang mengontrol aliran urine.
Rata-rata, kebanyakan orang mengeluarkan sekitar 800 hingga 2.000 mL urine per hari.
Baca juga: 4 Cara Menghitung Berat Badan ideal
Buang air kecil memainkan peran kunci dalam metabolisme lemak.
Ketika Anda mengonsumsi kalori lebih sedikit dari yang dibutuhkan tubuh, simpanan lemak di seluruh tubuh dipecah dan digunakan untuk energi.
Produk sampingan dari proses ini kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urine, keringat, feses, dan paru-paru
Karena itu, buang air kecil juga dapat menyebabkan perubahan pada berat badan, namun tidak signifikan alias kecil pengaruhnya.