Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2023, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Obat aborsi kandungan menjadi salah satu cara yang umum untuk mengakhiri kehamilan.

Tindakan medis lain yang dapat membantu aborsi adalah pembedahan. Aborsi berbeda dengan keguguran, proses berakhirnya kehamilan yang tanpa intervensi.

Baca juga: Risiko Aborsi terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita

Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), definisi aborsi adalah intervensi perawatan kesehatan sederhana yang dapat dikelola secara efektif oleh berbagai tenaga kesehatan dengan menggunakan obat-obatan atau prosedur pembedahan.

Sekitar 73 juta aborsi yang diinduksi terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Enam dari 10 (61 persen) dari semua kehamilan yang tidak diinginkan dan 3 dari 10 (29 persen) dari semua kehamilan, berakhir dengan aborsi yang diinduksi.

Dikutip dari Health Direct, ada banyak kemungkinan penyebab seseorang memilih aborsi. Contohnya, faktor keuangan dan kesehatan bayi dalam kandungan atau ibu hamil.

Baca juga: Tips Mempersiapkan Kehamilan yang Sehat

Beberapa orang mungkin memilih aborsi setelah mengetahui bahwa bayinya memiliki masalah kesehatan atau kelainan bawaan.

Orang lain mungkin memutuskan untuk mengakhiri kehamilan karena melanjutkan kehamilan dapat membahayakan kesehatan dirinya.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang obat aborsi kandungan yang umum digunakan dan efek samping yang perlu Anda perhatikan.

Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Kehamilan di Usia 35 Tahun ke Atas

Apa obat aborsi kandungan yang umum?

Mengutip Planned Parenthood, obat yang umum digunakan untuk aborsi adalah mifepriston dan misoprostol.

Kegunaan mifepriston untuk memblokir progesteron dalam tubuh ibu hamil. Progesteron adalah hormon yang dibutuhkan untuk janin tumbuh normal.

Penggunaan obat ini dapat menghentikan pertumbuhan kehamilan. Biasanya, obat ini dikonsumsi pada tahap awal selama 2-3 hari.

Setelahnya, misoprostol diminum 24 hingga 48 jam.

Misoprostol berfungsi untuk mengosongkan rahim Anda. Obat ini menyebabkan kram dan pendarahan seperti menstruasi hebat.

Baca juga: 15 Tanda-tanda Bahaya dalam Kehamilan yang Harus Diwaspadai

Biasanya diperlukan waktu sekitar 2 hingga 24 jam untuk kehamilan berakhir setelah ibu hamil meminum kedua obat tersebut, seperti yang dikutip dari GoodRx Health.

Menurut WHO, dalam 12 minggu pertama kehamilan, penggunaan obat aborsi kandungan dapat dikelola sendiri oleh ibu hamil dengan aman di luar fasilitas perawatan kesehatan (misalnya di rumah), seluruhnya atau sebagian.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau