KOMPAS.com - Obat aborsi kandungan menjadi salah satu cara yang umum untuk mengakhiri kehamilan.
Tindakan medis lain yang dapat membantu aborsi adalah pembedahan. Aborsi berbeda dengan keguguran, proses berakhirnya kehamilan yang tanpa intervensi.
Baca juga: Risiko Aborsi terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), definisi aborsi adalah intervensi perawatan kesehatan sederhana yang dapat dikelola secara efektif oleh berbagai tenaga kesehatan dengan menggunakan obat-obatan atau prosedur pembedahan.
Sekitar 73 juta aborsi yang diinduksi terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Enam dari 10 (61 persen) dari semua kehamilan yang tidak diinginkan dan 3 dari 10 (29 persen) dari semua kehamilan, berakhir dengan aborsi yang diinduksi.
Dikutip dari Health Direct, ada banyak kemungkinan penyebab seseorang memilih aborsi. Contohnya, faktor keuangan dan kesehatan bayi dalam kandungan atau ibu hamil.
Baca juga: Tips Mempersiapkan Kehamilan yang Sehat
Beberapa orang mungkin memilih aborsi setelah mengetahui bahwa bayinya memiliki masalah kesehatan atau kelainan bawaan.
Orang lain mungkin memutuskan untuk mengakhiri kehamilan karena melanjutkan kehamilan dapat membahayakan kesehatan dirinya.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang obat aborsi kandungan yang umum digunakan dan efek samping yang perlu Anda perhatikan.
Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Kehamilan di Usia 35 Tahun ke Atas
Mengutip Planned Parenthood, obat yang umum digunakan untuk aborsi adalah mifepriston dan misoprostol.
Kegunaan mifepriston untuk memblokir progesteron dalam tubuh ibu hamil. Progesteron adalah hormon yang dibutuhkan untuk janin tumbuh normal.
Penggunaan obat ini dapat menghentikan pertumbuhan kehamilan. Biasanya, obat ini dikonsumsi pada tahap awal selama 2-3 hari.
Setelahnya, misoprostol diminum 24 hingga 48 jam.
Misoprostol berfungsi untuk mengosongkan rahim Anda. Obat ini menyebabkan kram dan pendarahan seperti menstruasi hebat.
Baca juga: 15 Tanda-tanda Bahaya dalam Kehamilan yang Harus Diwaspadai
Biasanya diperlukan waktu sekitar 2 hingga 24 jam untuk kehamilan berakhir setelah ibu hamil meminum kedua obat tersebut, seperti yang dikutip dari GoodRx Health.
Menurut WHO, dalam 12 minggu pertama kehamilan, penggunaan obat aborsi kandungan dapat dikelola sendiri oleh ibu hamil dengan aman di luar fasilitas perawatan kesehatan (misalnya di rumah), seluruhnya atau sebagian.
Namun, hal tersebut mensyaratkan wanita hamil tersebut memiliki akses ke informasi yang akurat, obat-obatan berkualitas, dan dukungan dari petugas kesehatan terlatih (jika dia membutuhkan atau menginginkannya selama proses berlangsung).
Pemberian informasi yang akurat, manajemen aborsi, dan perawatan pasca aborsi, adalah perawatan aborsi komprehensif yang penting didapatkan setiap wanita hamil yang ingin mengakhiri kehamilannya.
Baca juga: Apakah Kehamilan Bisa Mencegah Kanker Rahim?
Mengutip GoodRx Health, penggunaan obat aborsi kandungan secara umum dianggap aman dan efektif untuk mengakhiri kehamilan. Namun, bukan berarti tanpa ada risiko efek sampingnya.
Efek samping obat aborsi kandungan biasanya mulai muncul dalam 2 hingga 24 jam setelah meminumnya.
Berikut macam kemungkinan efek samping dari penggunaan obat aborsi kandungan:
Anda mungkin akan mengalami kram, terutama setelah mengkonsumsi misoprostol. Ini karena misoprostol menyebabkan kontraksi rahim yang kuat untuk membantu tubuh Anda mengakhiri kehamilan.
Baca juga: 8 Manfaat Berhubungan Seks bagi Kesehatan, Selain Kehamilan
Anda akan mengalami pendarahan vagina saat janin keluar dari tubuh Anda. Pendarahan ini terkadang lebih berat dari menstruasi normal Anda. Darah yang keluaar mungkin berupa gumpalan dan jaringan.
Anda mungkin merasa mual atau umumnya tidak enak badan, setelah mengkonsumsi misoprostol. Efek samping ini bersifat sementara dan tidak berlangsung lama.
Ada kemungkinan juga terjadinya demam dan/atau menggigil selama penggunaan obat aborsi kandungan. Mirip dengan mual, ini harus bersifat sementara.
Tidak normal, jika demam Anda sampai 30 Celcius dan berlangsung selama 4 jam atau lebih.
Baca juga: Cara Mengatasi Kemandulan untuk Sukses Mencapai Kehamilan
Terkadang, obat aborsi tidak bekerja semestinya. Sehingga, penting untuk konsultasi dokter 1-2 minggu setelah penggunaan obat.
Jika obat tidak bekerja, ada kemungkinan kehamilan masih berporses.
Meskipun pendarahan adalah hal yang normal, ada situasi tertentu yang mungkin memerlukan perhatian medis. Ini termasuk jika Anda mengalami pendarahan berkali lipat parahnya.
Misalnya, Anda sampai perlu mengganti pembalut setiap jam selama minimal 2 jam karena sudah terisi penuh.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu menjalani prosedur pembedahan untuk mengangkat sisa apa pun di dalam rahim Anda.
Gumpalan darah dari rahim keluar melalui vagina itu normal setelah menggunakan obat aborsi.
Namun tidak normal, jika gumpalan darah yang keluar berukuran besar sebesar lemon dan itu berlangsung selama 2 jam atau lebih.
Baca juga: 6 Risiko Kehamilan Remaja yang Harus Diketahui
Mengalami sakit perut atau merasa mual (dengan atau tanpa demam) lebih dari 24 jam setelah mengonsumsi misoprostol bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius, seperti infeksi.
Sakit perut parah bisa menjadi tanda infeksi. Ini juga bisa menjadi tanda kehamilan ektopik, kehamilan di luar rahim.
Kehamilan ektopik tidak dapat diobati dengan aborsi medis. Faktanya, mifepriston tidak boleh diberikan kepada seseorang dengan kehamilan ektopik yang telah dikonfirmasi atau dicurigai.
Jika salah satu atau beberapa efek samping penggunaan obat aborsi kandungan terjadi, Anda harus segera mencari bantuan medis.
Infeksi dan pendarahan hebat adalah efek samping dengan risiko serius.
Penting untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan, jika Anda merasa sakit lebih dari 24 jam setelah menggunakan misoprostol.
Baca juga: 7 Macam Vaksin yang Dibutuhkan untuk Mempersiapan Kehamilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.