Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alasan Kenapa Jerawat Tidak Boleh Dipencet

Kompas.com - 26/08/2023, 08:01 WIB
Agustin Tri Wardani,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian di antara Anda yang kulitnya bermasalah mungkin pernah penasaran, apakah jerawat boleh dipencet?

Perlu diingat, jawabannya tidak boleh. Bukannya hilang secara instan, memencet jerawat bernanah, sudah matang, atau kondisinya baru meradang, ternyata sama-sama bisa memperburuk masalah kulit ini.

Terlebih jika Anda memencet jerawat dengan kondisi tangan yang kotor, atau menggunakan pinset atau alat pencet jerawat yang tajam dan tidak steril. 

Kenali beberapa alasan kenapa jerawat tidak boleh dipencet lewat artikel berikut ini.

Baca juga: Gorengan Termasuk Makanan Penyebab Jerawat Makin Parah, Kenapa Begitu?

Kenapa jerawat tidak boleh dipencet?

Beberapa ahli menyebutkan, ada beberapa akibat memencet jerawat yang perlu Anda perhatikan, antara lain: 

  • Memicu bekas Jerawat 

Dilansir dari Healthline, kebiasaan memencet jerawat tak jarang bisa menimbulkan bekas luka kehitaman sampai bopeng pada kulit.

Perubahan warna kulit atau hiperpigmentasi ini dapat terjadi lantaran kulit terinfeksi bakteri. Kondisi ini membuat jerawat kemerahan, terkadang bernanah, dan meninggalkan bekas luka yang susah dihilangkan. 

  • Menimbulkan Peradangan

Dikutip dari American Academy of Dermatology Association, alasan lain kenapa jerawat tidak boleh dipencet adalah risiko peradangan pada kulit.

Saat jerawat dipencet, maka sebagian "isi" jerawat akan terdorong ke bagian kulit yang lebih dalam. Hal itu dapat menimbulkan peradangan. Peradangan pada kulit ini memicu rasa nyeri, luka terbuka, dan membuat benjolan jerawat lebih menonjol. 

  • Jerawat baru bermunculan

Dilansir dari laman RSU Sarah Medan, iritasi karena infeksi bakteri atau peradangan akibat memencet jerawat bisa membuat jerawat baru tumbuh di area yang berdekatan dengan jerawat sebelumnya.

Hal ini terkadang terlihat seperti jerawat tumbuh di tempat yang sama. Padahal, sebenarnya ini merupakan jerawat baru. Jerawat baru ini ummumnya terlihat lebih besar dan lebih kemerahan dari sebelumnya.

Baca juga: 4 Skincare Penyebab Jerawat Semakin Parah

Bukan dipencet, apa yang harus dilakukan jika jerawat sudah matang?

Kesalahan memencet jerawat, terutama dengan tangan atau alat pencet jerawat perlu kita hindari.

Saat jerawat yang ada di wajah sudah dalam kondisi matang atau bernanah, coba beberapa cara menghilangkan jerawat agar bisa lekas sembuh yang dibagikan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) berikut:

  • Bersihkan kulit wajah dengan benar yaitu dua kali sehari, atau setiap kulit banyak berkeringat dan selesai beraktivitas di luar rumah
  • Pilih produk perawatan kulit atau skincare yang non-komedogenik
  • Rawat kulit dengan baik seperti rutin cuci muka, mandi, gunakan pelembab, dan tabir surya untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari
  • Kunjungi dokter spesialis kulit dan kelamin apabila jerawat meradang semakin parah

Setelah menyimak beberapa alasan kenapa jerawat tidak boleh dipencet di atas, lakukan juga  beberapa saran perawatan kulit dari ahli di atas. 

Baca juga: Mengapa Saat Pubertas Biasanya Disertai dengan Munculnya Jerawat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau