Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2023, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Skoliosis menyebabkan tulang belakang melengkung ke sisi kanan atau kiri dengan derajat kelengkungan berbeda tiap orang.

Mengutip Medical News Today, orang yang menderita skoliosis akan memiliki tulang belakang menyamping dengan kurva berbentuk "C" atau "S".

Baca juga: 7 Terapi untuk Penderita Skoliosis yang Penting Diketahui

Penderita skoliosis memiliki tulang belakang yang melengkung setidaknya 10 derajat. Bisa juga lebih parah dengan kelengkungan 40 derajat.

Derajat kelengkungan tulang belakang itulah yang akan menentukan tingkat keparahan skoliosis, apakah ringan atau parah.

Perbedaan skoliosis ringan dan parah akan diulas dalam artikel ini lebih lanjut.

Baca juga: Cara Mencegah Skoliosis yang Perlu Diketahui

Skoliosis ringan

Mengutip Scoliosis 3DC, skoliosis ringan didefinisikan sebagai kelengkungan tulang belakang dengan ukuran sudut Cobb 10-25 derajat.

Sudut Cobb merupakan metode yang umum digunakan untuk meninjau kurva skoliosis dalam radiograf frontal.

Tidak banyak kasus skoliosis mampu dideteksi pada spektrum ini, karena mungkin gejalanya yang belum mencolok.

Baca juga: 2 Cara Mengatasi Skoliosis yang Perlu Diketahui

Skoliosis ringan hanya dapat diketahui melalui rontgen. Namun, skoliosis ini akan berkembang.

Mengutip Jason Lowenstein MD, risiko berkembangnya bisa encapai 22 persen, jika kelengkungannya masih di bawah 20 derajat.

Setelah kelengkungan tulang belakang melewati 20 derajat, risiko perkembangan penyakit meroket hingga 68 persen.

Baca juga: Apakah Skoliosis Bisa Disembuhkan? Berikut Penjelasannya...

Saat itu, mungkin gejala skoliosis semakin kentara. Adapun gejala skoliosis meliputi berikut:

  • Pasien mungkin memiliki bahu atau pinggul yang tidak rata dan kepala yang miring
  • Pasien mungkin terlihat seperti sedang membungkuk secara permanen (postur kepala ke depan)
  • Pakaian mungkin tampak menggantung tidak rata saat dikenakan
  • Pasien mungkin memiliki panjang kaki yang tidak rata
  • Muncul rasa nyeri yang mungkin ringan saja atau bahkan tidak ada

Baca juga: Perbedaan Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis, Apa Itu?

Seorang dokter mungkin menggunakan tes scoliscore atau pencitraan x-ray untuk menentukan kemungkinan perkembangan penyakit.

Pada fase ini, perawatan konservatif biasanya yang menjadi opsi utama, dibandingkan pembedahan. Namun, pengobatan yang paling cocok akan tergantung dari kondisi pasien.

Secara umum, skoliosis ringan paling mudah diatasi, apalagi jika kurvanya masih sangat kecil.

Baca juga: Apakah Penderita Skoliosis Boleh Dipijat? Begini Kata Dokter

Skoliosis parah

Mengutip Scoliosis 3DC, pengertian skoliosis parah adalah tulang belakang yang memiliki kelengkungan sudut Cobb 45 derajat ke atas.

Menurut Jason E Lowenstein, MD dalam portalnya, skoliosis pada spektrum ini memiliki 90 persen kemungkinan untuk berkembang lebih buruk memengaruhi kesehatan keseluruh tubuh pasien.

Gejala skoliosis parah dapat meliputi berikut:

  • Bahu atau pinggul yang tidak rata
  • Kepala miring, tidak tegak lurus sebagaimana mestinya
  • Tulang belakang tampak menonjol membentuk “S” atau “C” di bawah kulit
  • Pusar pasien mungkin tampak tidak berada di tengah
  • Pakaian pasien mungkin tampak menggantung tidak rata saat dipakai
  • Pasien memiliki punuk tulang rusuk yang menonjol
  • Mudah lelah karena aktivitas fisik, serta berdiri atau duduk dalam waktu lama
  • Pasien memiliki gerakan tubuh yang tampak kaku dan rawan mengalami kecelakaan
  • Mengalami nyeri di dasar tulang rusuk dan di antara tulang belikat
  • Sering sakit kepala

Pada spektrum ini, penderita skoliosis membutuhkan tindakan medis segera untuk mengurangi derajat kelengkungan dan rasa sakit, serta meningkatkan kapasitas vital.

Baca juga: 4 Olahraga untuk Penderita Skoliosis agar Tidak Sakit Punggung

Operasi tulang belakang sering disarankan dokter, tetapi tindakan medis tersebut juga memiliki risiko.

Penting untuk mengetahui bahwa banyak risiko dan ketidakpastian terkait pembedahan tulang belakang, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang, seperti yang dikutip dari Scoliosis 3DC.

Hal itu perlu diskusi mendalam antara pihak pasien dengan dokter ahli yang menanganinya.

Untuk diketahui bahwa skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang tidak dapat disembuhkan, pengobatan hanya untuk mengelola agar gejalanya tidak semakin buruk dan muncul komplikasi.

Baca juga: Posisi Tidur untuk Penderita Skoliosis yang Perlu Diperhatikan

Terlepas dari tingkat keparahannya, dikutip dari Medical News Today, skoliosis bisa muncul pada usia berapa pun.

Namun, paling sering terjadi pada akhir masa kanak-kanak atau awal masa remaja, ketika seseorang masih mengalami pertumbuhan yang cepat.

Bayi berusia kurang dari 3 tahun pun bisa menderita skoliosis.

Sementara itu, skoliosis lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria, tanpa diketahui sebabnya.

Baca juga: 11 Jenis Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau