KOMPAS.com - Ada banyak jenis epilepsi, bergantung pada area otak yang terkena.
Mengutip Mayo Clinic, epilepsi adalah istilah kelainan otak yang menyebabkan kejang berulang. Kejang sekali saja bukan merupakan epilepsi.
Anda akan didiagnosis epilepsi, jika mengalami kejang tiba-tiba setidaknya 2 kali dalam 24 jam.
Baca juga: Kenali Apa itu Epilepsi, Gejala, dan Penyebabnya
Epilepsi bisa dialami oleh siapa saja, semua dari jenis kelamin, ras, latar belakang etnis, dan usia.
Diperkirakan 1 dari 26 orang mengalami kelainan ini, menurut Epilepsy Foundation.
Mengutip WebMD, penyebab epilepsi yang mendasar adalah terjadinya perubahan abnormal pada aktivitas listrik di otak manusia.
Otak manusia memiliki miliaran sel saraf, yang disebut neuron.
Baca juga: 9 Penyebab Epilepsi pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua
Neuron berkomunikasai satu sama lain melalui impuls listrik kecil.
Ketika sejumlah besar sel saraf mengirimkan muatan listrik pada saat bersamaan, gelombang listrik yang tidak normal dan intens memenuhi otak, mengakibatkan kejang.
Kejang yang muncul bisa beragam dan itu menentukan jenis epilepsi. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut jenis epilepsi yang ada.
Baca juga: 4 Ciri-ciri Kejang Epilepsi dan Pertolongan Pertamanya
Mengutip Medical News Today, setiap jenis epilepsi memengaruhi otak secara berbeda. Jenis epilepsi meliputi berikut:
Epilepsi umum melibatkan seluruh bagian otak, baik sisi kiri maupun kanan.
Kejang ini bisa bersifat motorik, yang melibatkan gerakan fisik dan non-motorik, yang tidak melibatkan gerakan fisik.
Gejala epilepsi umum bersifat motorik, seperti:
Gejala epilepsi umum bersifat non-motorik, seperti:
Epilepsi umum biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Namun, penyakit ini juga dapat menyerang ornag dewasa.
Baca juga: 4 Makanan Penyebab Epilepsi Kambuh yang Perlu Dihindari Penderita
Berbeda dengan epilepsi umum, jenis ini hanya dipengaruhi satu bagian otak. Epilepsi fokal bisa memulai di satu area dan berpindah ke area lain.
Gejala epilepsi fokal di awal menimbulkan rasa tidak enak di perut, mirip seperti perasaan naik rollercoaster.
Seiring berkembangnya kejang, penderita epilepsi dapat mengalami gejala motorik dan non-motorik. Beberapa gejala epilepsi fokal motorik, meliputi:
Jenis epilepsi fokal non-motorik dapat menyebabkan kebingungan atau perubahan emosi. Gejala epilepsi fokal non-motorik, meliputi:
Orang-orang yang menderita epilepsi kombinasi mengalami kejang umum dan kejang fokal. Mereka dapat mengalami campuran gejala-gejala yang disebutkan di atas.
Epiepsi gabungan dikaitkan dengan sindrom Dravet, yang merupakan bentuk epilepsi seumur hidup yang langka.
Biasanya jenis epilepsi ini disebabkan oleh mutasi gen SCN1A.
Baca juga: 3 Cara Mengobati Epilepsi
Terkadang, jenis epilepsi tidak dapat ditentukan atau tidak dapat diketahui.
Ini terjadi ketika dokter tidak dapat mengetahui asal mula kejang.
Orang dengan jenis epilepsi ini dapat memiliki kombinasi motorik dan nonmotorik.
Kejang motorik sering kali muncul sebagai tonik-klonik, gejalanya meliputi:
Kejang ini biasanya berlangsung 1-3 menit. Jika berlangsung lebih dari 5 menit, segera hubungi layanan darut rumah sakit.
Epilepsi yang tidak diketahui juga muncul dengan gejala non-motorik, seperti:
Meksi epilepsi merupakan gangguan kejang, tetapi tidak setiap kejang yang dialami seseorang merupakan tanda epilepsi.
Seseorang dapat mengalami kejang yang disebabkan oleh penyebab selain epilepsi, misalnya kelainan pada gula darah, demam, infeksi, dan reaksi alergi terhadap obat.
Baca juga: Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.