KOMPAS.com - Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen, sehingga menyebabkan sesak napas hingga penurunan kesadaran.
Ada beberapa penyebab asfiksia, bisa karena tersedak, tenggelam, hingga komplikasi kehamilan.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut apa saja yang bisa memicu asfiksia.
Baca juga: Apa itu Asfiksia? Kenali Gejala dan Jenisnya Berikut
Disarikan dari WebMD dan Cleveland Clinic, berikut beberapa penyebab asfiksia yang perlu Anda ketahui:
Orang yang tersedak mengalami penyumbatan di saluran pernapasan, mulai dari tenggorokan, trakea, hingga bronkus. Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan kadar oksigen atau asfiksia.
Tersedak paling rentan terjadi pada bayi atau balita karena memasukkan makanan atau benda lain yang berukuran besar ke dalam mulutnya.
Selain bayi, orang lanjut usia (lansia) juga berisiko tersedak karena memakai implan atau kesulitan menelan makanan.
Berbeda dari tersedak aspirasi terjadi ketika makanan atau minuman yang Anda konsumsi tidak masuk ke kerongkongan, melainkan memasuki tenggorokan.
Kondisi ini menyebabkan Anda batuk-batuk, mata melotot, kesulitan berbicara, dan sesak napas.
Anda dapat bernapas dengan normal setelah makanan tersebut bisa dikeluarkan atau masuk ke dalam kerongkongan.
Tenggelam menyebabkan saluran pernapasan terisi dengan air.
Kondisi ini mengakibatkan tubuh tidak dapat mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh dan akhirnya terjadi asfiksia hingga pernapasan terhenti total.
Baca juga: Asfiksia Neonatorum
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam nyawa. Anafilaksis biasanya terjadi akibat alergi makanan.
Reaksi alergi dapat terjadi dalam hitungan detik atau menit sejak terpapar alergen. Gejalanya berupa ruam kulit, mual muntah, kesulitan bernapas, dan pembengkakan pada tangan, kaki, serta wajah (terutama pada bibir).
Jika tidak segera ditangani, asfiksia akibat anafilaksis bisa mengakibatkan ketidaksadaran hingga kematian.