Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mengompres Anak Demam agar Suhunya Cepat Turun

Kompas.com - 17/09/2023, 14:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Mengompres adalah salah satu cara alami dan sederhana untuk mengatasi demam pada anak. Orangtua hanya perlu menyiapkan air dan kain bersih untuk mengompres tubuh si kecil.

Meski terkesan sederhana, orangtua perlu mengetahui cara mengompres yang tepat agar suhu tubuh si kecil segera turun dan kembali normal.

Simak penjelasan berikut untuk mengetahui cara mengompres anak saat demam.

Baca juga: Mengenal Demam pada Anak, dari Gejala hingga Cara Meredakannya

Bagaimana cara mengompres anak agar suhunya cepat turun?

Demam pada anak umumnya membuat tubuh si kecil terasa panas, tampak lesu, hingga kehilangan napsu makan.

Kondisi tersebut kerap membuat para orangtua merasa khawatir dan ingin segera memberi si kecil obat penurun panas.

Namun, jika anak masih bisa beraktivitas normal, ada baiknya orangtua mencoba cara alami untuk menurunkan demam yaitu dengan mengompres tubuh si kecil.

Berikut cara mengompres anak demam menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):

  • Gunakan kain bersih

Selalu menggunakan kain bersih yang sudah dicuci agar si kecil terhindar dari masalah kulit seperti gatal-gatal atau ruam setelah dikompres.

  • Pakai air hangat untuk mengompres anak demam

Suhu air yang paling baik untuk mengompres anak demam adalah 27-34 derajat celsius.

Hindari air dingin karena bisa mengakibatkan pembuluh darah mengecil (vasokonstriksi), yang meningkatkan suhu tubuh.

Selain itu, kompres dingin mengakibatkan anak merasa tidak nyaman, bahkan menggigil.

Baca juga: 10 Cara Menurunkan Demam pada Anak Sebelum ke Dokter

  • Kompres pada bagian tubuh yang tepat

Kompres air hangat tidak hanya diletakkan pada kening atau dahi. Pasalnya, tujuan mengompres adalah mengeluarkan panas tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah besar yang dekat dengan kulit.

Maka dari itu, orangtua dapat mengompres bagian tubuh lain, seperti leher, ketiak, perut, dan selangkangan.

Letakkan kain di atas kening, pada ketiak atau area lipatan selangkangan selama 10-15 menit. Setelah itu, ayah atau ibu dapat mengambil kain dari tubuh si kecil dan ulangi cara yang sama.

  • Peras kain sebelum diletakkan di tubuh anak

Peras kain sebelum meletakkan pada kening, ketiak, atau area lipatan selangkangan anak agar air tidak mengalir ke bagian tubuh lainnya dan membuat si kecil merasa tak nyaman.

  • Hindari kompres alkohol

Satu-satunya cairan yang disarankan untuk meringankan demam pada anak yaitu air hangat. Karena itu, penggunaan alkohol sangat tidak dianjurkan.

Mengompres dengan alkohol bisa menyebabkan anak mengalami hipoglikemia atau gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal.

Hipoglikemia bisa mengakibatkan masalah fisik seperti kelelahan, badan gemetar, merasa lapar, hingga kejang.

Baca juga: 7 Ciri Demam karena Kecapekan pada Anak, Termasuk Rewel

  • Hindari penggunaan kompres sekali pakai pada anak di bawah usia 2 tahun

Bayi atau anak di bawah usia 2 tahun memiliki kulit yang sensitif. Sehingga, kompres sekali pakai tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan masalah kulit, seperti gatal dan ruam.

Jika setelah dikompres suhu tubuh si kecil tidak kunjung turun, orangtua sebaiknya membawa anaknya ke puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit terdekat.

Dokter mungkin akan meresepkan obat penurun panas yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman.

Obat penurun panas yang paling sering direkomendasikan adalah parasetamol. Berikan obat tersebut sesuai anjuran yang tertera pada kemasan atau menurut anjuran dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com