Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Skrining Hipotiroid Kongenital, Cara, Biayanya

Kompas.com - 25/09/2023, 07:31 WIB
Agustin Tri Wardani,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menganjurkan para orangtua yang baru melahirkan buah hatinya untuk melakukan skrining hipotiroid kongenital atau SHK.

SHK digunakan untuk mendeteksi sejak dini potensi kekurangan hormon tiroid yang dapat memicu gangguan metabolisme pada tubuh.

Untuk mengenali lebih lanjut mengenai pemeriksaan kesehatan pada bayi baru lahir ini, simak penjelasannya lewat artikel berikut.

Baca juga: Hipotiroid Kongenital pada Bayi: Gejala dan Penyebabnya

Apa itu skrining hipotiroid kongenital?

Skrining hipotiroid kongenital adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk menilai ada tidaknya kelainan produksi hormon tiroid bawaan pada bayi baru lahir. 

Untuk diketahui, hormon tiroid adalah hormon yang diproduksi di kelenjar tiroid. Kelenjar yang terletak di bagian leher ini berfungsi untuk mengatur tingkat energi dan metabolisme tubuh.

Hormon tiroid juga berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Jika anak kekurangan hormon tiroid, dampaknya anak bisa memiliki tingkat inteligensi di bawah rata-rata anak normal.

Penyakit hipotiroid kongenital bisa menyerang setiap bayi yang baru lahir, tanpa memandang kondisi kesehatan ibu saat hamil dan bisa dialami bayi dari berbagai status sosial.

Namun, dampak hipotiroid kongenitas dapat diminimalkan jika bayi yang mengalami kelainan ini diberikan pertolongan medis sedini mungkin. 

Dengan pengobatan dan terapi yang tepat, bayi yang memiliki gangguan tiroid ini dapat tumbuh dan berkembang lebih optimal. 

Baca juga: 9 Penyebab Hipotiroid dan Faktor Risikonya

Bagaimana cara pemeriksaan hipotiroid kongenital?

Cara pemeriksaan hipotiroid kongential bisa dilakukan dengan mengikuti alur mekanisme fasilitas layanan kesehatan. Berikut mekanismenya:

  • Pengambilan sampel darah

Alur dimulai dengan pengambilan sampel darah pada bayi yang baru lahir, atau berusia minimal 48 sampai 72 jam, atau maksimal dua pekan. 

Pengambilan sampel darah dilakukan di tumit bayi. Tujuannya, agar sampel darah yang diambil berkualitas, serta menghindari sistem saraf bayi agar tidak terkena jarum suntik yang berpotensi mengakibatkan trauma.

Proses pengambilan sampel darah ini dilakukan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.

  • Pengujian sampel darah

Sampel darah yang sudah diambil lantas akan diuji ke sejumlah laboratorium rujukan nasional yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Setelah hasil sampel diterima di laboratorium rujukan, proses pengujian untuk mengetahui apakah bayi positif atau negatif hipotiroid kongenital umumnya memakan waktu satu minggu.  

  • Informasi hasil pemeriksaan

Ketika hasil pemeriksaan hipotiroid kongenital menunjukkan positif, maka laboratorium rujukan akan menghubungi fasilitas layanan kesehatan terkait dalam waktu 24 jam.

Layanan kesehatan lantas diberikan waktu tiga hari untuk melakukan edukasi, informasi, serta pemeriksaan darah lanjutan untuk mengonfirmasi ulang terkait hasil penelitian sampel SHK yang dilakukan sebelumnya. 

Setelah konfirmasi positif, bayi segera dianjurkan menjalani perawatan sebelum satu bulan agar tumbuh kembangnya tidak terganggu.  

Jika hasil pemeriksaan negatif hipotiroid kongenital, maka bayi dinyatakan aman dan tidak perlu menjalani pengobatan.

Baca juga: Apa Perbedaan Hipertiroid dan Hipotiroid?

 

Berapa biaya skrining hipotiroid kongenital?

Program skrining hipotiroid kongenital termasuk dalam satu dari 14 jenis skrining gratis yang biayanya ditanggung pemerintah.

Hal ini bisa dilihat pada seluruh fasilitas layanan kesehatan, yang menerima pelayanan persalinan dengan skema BPJS, tempat tersebut juga melayani pengambilan sampel pemeriksaan pada bayi baru lahir ini.

Maka dari itu, masyarkat yang ingin melakukan skrining tidak perlu mengeluarkan biaya skrining hipotiroid kongenital sama sekali.

 

Bagaimana diagnosis hipotiroid kongenital

Penyakit hipotiroid kongenital tidak memunculkan gejala saat bayi baru dilahirkan.

Gejala hipotiroid kongenital baru terlihat ketika hormon tiroid yang diberikan ibu pada saat kehamilan sudah habis, sehingga produksinya perlu dilakukan secara mandiri oleh bayi saat tali pusarnya sudah terputus.

Hormon tiroid yang diberikan ibu pada saat kehamilan bisa bertahan hingga usia bayi dua sampai empat minggu.

Pada saat itu, diagnosis hipotiroid kongential mulai bisa dilakukan dengan melihat bayi yang awalnya menyusu dengan kuat, namun lama kelamaan akan berkurang. lemas, hingga tubuhnya menguning berkepanjangan.

Pada usia selanjutnya anak akan mengalami kelemahan reflek otot, serta muncul gejala khas seperti wajah bengkak, lidah menebal, jarang menyusu, jarang menangis, badan dingin, hingga sembelit.

Sebagai informasi, pertolongan pada bayi yang menderita hipotiroid kongenital hanya dapat dilakukan secara optimal sebelum bayi menginjak usia satu bulan agar terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental, dan gangguan kognitif.

Setelah mengenali apa itu skrining hipotiroid kongenital, lengkap dengan cara, biaya, dan diagnosisnya, ada baiknya para orangtua atau calon orangtua tidak melewatkan pemeriksaan penting untuk bayi baru lahir ini.

Baca juga: Kelainan Bawaan Mengintai Bayi Baru Lahir: Kenali dan Cegah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau