Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi saat Wanita Mengalami Baby Blues? Begini Faktanya...

Kompas.com - 18/10/2023, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baby blues adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang banyak dialami wanita pasca melahirkan.

Mengutip Kementerian Kesehatan RI, riset menunjukkan baby blue dialami oleh sekitar 60–70 persen para ibu baru di seluruh dunia.

Baca juga: Bedanya Depresi dan Baby Blues yang Perlu Dipahami

Baby blues cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pasca melahirkan.

Sementara, kondisi ini umumnya akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga 2 minggu.

Kondisi ini bisa membuat penderitanya merasakan suasana hati yang buruk, mudah stres, marah, cemas, dan khawatir.

Untuk mengetahui lebih lanjut ibu dengan baby blues, artikel ini akan mengulasnya agar siapa saja lebih perhatian terhadap adanya kondisi ini. 

Baca juga: Masalah Kesehatan Mental Bisa Meningkatkan Risiko Baby Blues pada Ibu

Apa yang sebenarnya terjadi saat wanita mengalami baby blues?

Baby blues memengaruhi suasana hati penderitanya.

Melansir laman Healthline, baby blues bisa terjadi karena adanya fluktuasi hormon yang ekstrem pasca melahirkan.

Fluktuasi hormon tersebut berguna untuk membantu wanita pulih dari persalinan, bisa merawat bayi, mengecilkan rahim agar kembali ke ukuran normal, dan meningkatkan laktasi.

Sayangnya, perubahan hormonal tersebut juga bisa memengaruhi pola pikir wanita usai persalinan.

Jika baby blues menyerang, wanita bisa mudah menangis tanpa alasan yang jelas.

Mereka juga sering kehilangan kesabaran, mudah marah, gelisah, cemas, dan kelelahan.

Wanita yang mengalami baby blues juga sering mengalami insomnia, perubahan suasana hati, serta sulit berkonsentrasi.

Hal semacam ini biasanya menyerang kuat dalam waktu empat hingga lima hari usai persalinan.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Baby Blues pada Ibu Tak Kunjung Sembuh?

Adakah cara mencegah baby blues?

Untungnya, wanita yang akan melahirkan bisa melakukan antisipasi agar dapat melawan risiko baby blues.

Dalam laman American Pregnancy, disebutkan bahwa mengonsumsi lemak omega 3, EPA, dan DHA, selama masa kehamilan bisa menurunkan risiko kelahiran prematur dan depresi pasca persalinan pada ibu baru.

Selain itu, asupan omega-3 yang tidak mencukupi pada ibu juga dikaitkan dengan timbulnya diabetes tipe 1 pada anak.

Informasi dari Hackensack Meridian Health juga menyebutkan bahwa baby blues bisa dicegah dengan tetap memperhatikan kebutuhan diri.

Baca juga: 3 Terapi untuk Mengatasi Baby Blues Menurut Ahli

Meskipun Anda memiliki bayi baru yang harus dirawat, jangan lupakan kebutuhan inti harian Anda, seperti makan, tidur, dan mandi.

Anda bisa meminta bantuan pada pasangan, orangtua, sahabat, atau saudara untuk merawat bayi Anda sementara waktu.

Lalu, gunakan waktu itu sebaik mungkin untuk memulihkan tenaga dan merawat diri Anda.

Jika Anda menyadari bahwa Anda merasa tidak seperti diri sendiri atau kewalahan, jangan ragu untuk menyampaikan hal ini kepada penyedia layanan kesehatan Anda atau orang terdekat.

Meminta bantuan bukan hal yang salah. Jika Anda memang membutuhkannya, jangan ragu melakukannya.

Ini semua sangat penting untuk kesehatan mental Anda yang tentunya akan berdampak pula pada tumbuh kembang buah hati Anda.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Baby Blues Setelah Melahirkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau