Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Apa Itu Intermittent Fasting yang Efetif Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 31/10/2023, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Intermmiten fasting menjadi salah satu metode diet populer yang belakangan dibicarakan.

Di media sosial misalnya, banyak orang memberi testimoni bahwa berat badan mereka turun drastis usai menjalani intermittent fasting.

Sebenarnya, apa itu intermittent fasting? Dalam artikel ini akan dibahas lengkap mengenai intermittent fasting meliputi manfaat dan efek sampingnya.

Baca juga: Mengenal 6 Metode Populer Intermittent Fasting yang Sedang Ngetren

Apa itu intermittent fasting?

Intermittent fasting adalah cara menurunkan berat badan dengan mengatur periode makan kita. 

Jenis diet ini dipercaya mendukung defisit kalori dan perubahan hormonal yang mendorong penurunan berat badan.

Menurut Healthline, intermitten fasting adalah pola makan yang melibatkan puasa teratur jangka pendek untuk meminimalkan periode makanan.

Secara alami manusia akan puasa atau tidak makan saat tidur. Diet ini memperpanjang waktu puasa tersebut. Misalnya, memundurkan waktu sarapan dan mengurangi batas waktu makan malam lebih awal. 

Metode populer intermittent fasting adalah 16/8 setiap hari. Artinya, puasa selama 16 jam dan membatasi waktu makan selama 8 jam. 

Nah, waktu puasa inilah yang membantu orang mengonsumsi lebih sedikit kalori, yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Kapan Perubahan Diet Terlihat? Berikut Penjelasannya...

Bagaimana intermittent fasting bantu turunkan berat badan?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, intermittent fasting membantu menurunkan berat badan melalui dua cara, yakni mengubah hormon dan menurunkan konsumsi kalori.

Lemak yang ada di tubuh adalah cadangan energi yang nantinya digunakan saat kita merasa lapar atau tidak ada makanan sama sekali yang masuk ke tubuh.

Hal ini akan mengubah kadar hormon insulin dan norepinefrin.

Kadar insulin meningkat saat Anda makan. Namun saat Anda berpuasa, kadarnya menurun drastis. Tingkat insulin yang lebih rendah memfasilitasi pembakaran lemak.

Baca juga: 4 Cara Temukan Pola Diet yang Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Norepinefrin adalah hormon yang berperan memecah lemak tubuh menjadi asam lemak bebas yang dapat dibakar menjadi energi. Saat kita melakukan intermittent fasting, hormon ini meningkat.

Jadi, perubahan hormon karena metode diet ini akan membantu meningkatkan pembakaran lemak.

Karena periode makan kita dibatasi, asupan makanan yang masuk ke tubuh pun tidak sebanyak biasanya. Alhasil, asupan kalori yang masuk ke tubuh akan lebih sedikit.

Peningkatan pembakaran lemak dan asupan kalori yang sedikit ini akan efektif untuk menurunkan berat badan.

Namun, cara ini tidak akan memberikan hasil apa-apa, jika kamu makan dalam poris besar dan mengandung kalori serta lemak tinggi saat periode makan tiba.

Baca juga: Kenapa Berat Badan Tidak Turun padahal Sudah Diet dan Olahraga?

Efek samping intermittent fasting

Sayangnya, manfaat intermittent fasting yang efektif menurunkan berat badan juga memiliki efek samping.

Dalam laman Harvard disebutkan bahwa jenis diet ini bisa membuat massa otot tanpa lemak menurun.

Padahal, massa otot sangat penting untuk laju metabolisme, mengatur gula darah, dan membuat fisik Anda tetap sehat secara keseluruhan.

Untuk mengatasinya, Anda harus menggabungkan metode intermittent fasting dengan olahraga agar massa otot terjaga.

Baca juga: Apakah Cocok Buah Mangga untuk Diet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com